Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2011

Tips Jitu Menghindari Kemalasan

Rasanya banyak diantara kita yang punya “penyakit” suka menunda-nunda pekerjaan. Penyakit ini, yang sebetulnya adalah kebiasaan, seringkali disebabkan karena kita malas mengerjakan sesuatu. Malas bangun dari tempat tidur, malas pergi olahraga, malas menyelesaikan tugas kantor, dll. Menurut penelitian, kebiasaan malas merupakan penyakit mental yang timbul karena kita takut menghadapi konsekuensi masa depan. Yang dimaksud dengan masa depan ini bukan hanya satu atau dua tahun kedepan tetapi satu atau dua menit dari sekarang. Contohnya saja ketika Anda malas dari bangun, Anda akan berkata dalam hati: “Satu menit lagi saya akan bangun”, tetapi kenyataannya barangkali Anda akan berlama-lama di tempat tidur sampai akhirnya memang waktunya tiba untuk siap-siap pergi ke kantor. Kebiasaan malas timbul karena kita cenderung mengaitkan masa depan dengan persepsi negatif. Anda menunda-nunda pekerjaan karena cenderung membayangkan setumpuk tugas yang harus dilakukan di kantor. Belum lagi berhubu

Kunci Rahasiah Menuju Sukses

3000 tahun lalu, kaum terapung dari negeri Cina kuno tinggal di atas rumah-rumah di atas air.  Mereka makan malam di udara terbuka.  Setiap keluarga tinggal di atas panggung di sebuah teluk.  Ketika seorang anak lelaki sudah tumbuh dewasa, dia akan berdiri di tepi panggungnya dan memanggil.  Gadis yang dicintainya akan memanggilnya kembali.  Lalu pemuda itu akan membangun sebuah jembatan dari panggungnya menuju panggung si gadis. Jika keluarga si pemuda menyukai si gadis, mereka akan membantu membangun jembatan itu.  Kedua rumah mereka akan digabungkan dan kedua keluarga akan menjadi satu. Pada suatu hari, seorang pemuda terapung mendengar bisikan dari atas cakrawala.  Bisikan itu datang dari seorang gadis yang tinggal nun jauh di sana.  Mereka saling memanggil dalam kurun waktu yang lama.  Mereka memutuskan untuk menikah. Keluarga si pemuda bilang tidak.  Gadis itu berasal dari kalangan yang berbeda dan terlalu jauh.  Tapi si pemuda bersikeras.  Ia mulai membangun jembatan men

Di UsiaKU Ke- 22 + 1 Hari Kurang 15' Yg Lalu

Dari detik itu….. hari terasa hampa karna tak ada keceriahan diwajah ku. Dihari pertama aku dilahirkan ke yang dua puluh dua kalinya. Langitpun menundukan wajahnya untuk melihatku dan menemaniku dengan tiap tetesan air matanya. Tak ada rasa hal ini kan terjadi dihari yang indah ini, kejutan dari teman-teman sekalian yang rela menungguku dari segala kegiatan ku.  Langkahpun terlangkahkan oleh kaki ku yang meninggalkan jejak di setiap sisi lantai rumah kost ku, dengan kepastian langkah ku untuk mensucikan diri dari hadas kecil untuk menemui kekasih sejatiku. Setelah semuanya selesai, akupun meranjak ke kamarku untuk mengenakan gaun nan indah, gaun yang selalu didambakan oleh setiap umat islam. Dan akhirnya aku pun mulai beranjak menemui kekasih sejatiku, setelah ku berada dipelukannya….. hati ini berdebar-debar entah kenapa. Ada apa sebenarnya dengan hati ku? Kulanjutkan dengan nyanyian yang terlantun untuk kedua orang tuaku, kekasih ku yang jauh karna menuntut ilmu, diri sendiri sert

Lima Tanda Pria yang Patut Dipertahankan

  Anda masih meragukan kesetiaan dan keseriusan pasangan Anda? Coba lihat, apakah ia memiliki pertanda ini. Jika ya, ia patut dipertahankan. Ada lima tanda seorang pria serius dalam menjalani sebuah hubungan, seperti dikutip dari SheKnows . Ini dia! 1. Menerima kekurangan Anda Semua orang pasti memiliki kekurangan. Misalnya suara yang tidak merdu, hidung kurang mancung, atau kebiasaan yang kurang baik seperti makan sambil membaca, dsb. Ketika pasangan Anda mengerti dan bersedia menerima kekurangan Anda, itu adalah tanda ia patut dipertahankan. Ia siap menerima tak hanya sisi positif, tapi juga sisi negatif Anda. 2. Ada saat dibutuhkan Bukan berarti ia bersedia menemani Anda 24 jam setiap hari. Namun saat Anda benar-benar membutuhkannya, dia selalu ada, bahkan tanpa diminta. 3. Tak malu menunjukkan cinta Banyak pria yang merasa gengsi saat harus menunjukkan perasaan cintanya pada pasangan. Namun pria yang serius justru sebaliknya. Ia bahkan tak ragu memamerkan perasaan sayan