BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker servik adalah suatu proses keganasan yang tcrjadi pada servik, dimana terdapatnya sekelompok sel yang abnormal terbentuk dari sel jaringan yang lumbuh torus menerus dan tidak terbatas, tidak terkoordinasi sehingga sel - sel sekitarnya tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Keadaan tersebut biasanya disertai dengan adanya perdarahan (Luckman Sorengen, 1995).
Kanker servik berkembang secara lambat namun pasti, dalam tahap perkembangannya kanker servik berkembang secara lambat namun pasti, dalam tahap perkembangannya kanker servik berkembang tidak dalam hitungan mingguan. atau bulanan, tapi dalam hitungan tahunan .
Pada stadium sangat dini kanker servik tidak menunjukkan gejala. Gejala baru muncul dan dapat dideteksi bila kanker sudah pada stadium I.
Pada prinsipnya kanker servik dapat dicegah dengan mengendalikan penyebab serta faktor resiko dan melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan timbulnya penyakit. Sampai saat ini deteksi dini yang paling efektif untuk menekan angka kematian akibat kanker servik adalah Pap smoar. Pap smoar test adalah suatu metode pemeriksaan sel sel yang diambil dari leher rahim dan kemudian diperika dibawah mikroskop untuk melihat perubahan perubahan yang terjadi dari sel-sel tersebut.
Berdasarkan uraian diatas jelaslah bahwa kanker servik memerlukan penanganan yang serius dari tenaga kesehatan. Perawat sebagai tenaga kesehatan dituntut untuk mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan kanker serviks.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mendapatkan gambaran tentang penerapan asuhan keperawatan pada Ny. S dengan kanker servik di bangsal Gynaekologi RSUP DR M Djamil Padang.
2. Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien kanker servik
b. Mampu menganalisa data dan merumuskan diagnosa keperawatan pada klien kanker servik
c. Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan berdasarkan masalah yang ditemukan pada klien kanker servik.
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan masalah yang diprioritaskan.
e. Mampu menilai dan mengevaluasi hasil tindakan sesuai dcngan tujuan yang telah ditetapkan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar
1. Definisi
Kanker servik adalah sejenis tumor ganas gynekologi yang sering dijumpai pada usia antara 30 sampai 60 tahun (Gynarkologi Fakultas Kedokteran). Kanker leher rahim yang paling dominan menyerang dengan / variasi usia penderitanya berkisar antara 30-45 tahun, yaitu masih dalam usia muda dan reproduktif.
Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk kearah rahim yang terlelak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). (Kedaruratan Obstetric & Gymaekologi, Jakarta.GGC)
2. Etiologi
Layaknya semua kanker, kanker servik atau leher rahim terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel sel pada leher rahim yang tidak lazim (abnormal) Faktor faktor yang menyebabkan kanker servik yaitu :
a. Perkawinan dalam usia muda (16th)
Perkawinan pada usia muda kurang dari 20 tahun mcmperbesar resiko kemungkinan menadpat kanker leher rahim, karena hubungan seksual yang tidak stabil yang dapat mcnimbulkan perlukaan pada mulut rahim.
b. Pasangan seksual yang berganti ganti
Berhubungan lebih dari satu pasangan sangal berpotensi besar terjadinya kanker servik.
c. Sering melahirkan dengan jarak pendek.
d. Hygiene seksual yang jelek
e. Riwayat infeksi virus human papiloma virus (HPV)
f. Pengaruh zat karsinogen
g. Keturunan
(Hanafi Wiknyosastro, 1999)
3. Tanda dan Gejala
a. Keputihan berbau busuk
b. Siklus menstruasi yang tidak teratur
c. Materagia dan monoragia
d. Perdarahan pada post senggama dan rasa sakit saat berhubungan
e. Pengeluaran dari vagina yang tidak normal
f. Nyeri pada daerah pelvis, lumbal
g. Perdarahan saat buang air kecil
h. Anemia
(Hanafi Wiknyosastro, 1999)
4. Klasifikasi
Tahapan stadium klinis dari kanker servik menurut the International Federation of Gynaekologie and Obstetrics (FIGO) tahun 1978 yang berdasrkan pada pemeriksaan klinis, radiology, lenretase endoserviks dan biopsy yaitu :
a. Karsinoma pre invasive
Stadium O : Karsinoma In Situ (KIS), karsinoma intra epitel, membrane basalis masih utuh
b. Karsinoma invasive
Stadium I : Karsinoma terbatas pada servites
Stadium IA : Karsinoma micro invasive bila membrane basalis sudah rusak dan sel tumor sudah memasuki stroma > 3 mm dan sel tumor tidak terdapat dalam pembuluh limpe atau pembuluh darah.
Stadium IB : Stadium sebelum terdeteksi OCC atau occulf lancer should atau tersembunyi Secara klinis sudah diduga adanya tumor yag histologik menunjukkan invasi kedalam stroma servik uteri
Stadium II : Karsinoma meluas kebawah servik tetapi tidak meliatkan dinding panggul, melibatkan dinding vagina 2/3 proleksimal
Stadium II A : Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih terbebas dari infiltrate tumor
Stadium II B : Penyebaran ke parametrium uni /bilateral
Stadium III : Penyebaran telah sampai ke 1/3 bagian distal vagina atau parametrium sampai dinding panggul
Stadium III A: Penyebaran sampai 1/3 bagian distai vagina, namun tidak sampai ke dinding panggul
Stadium III B : Penyebaran sudah sampai dinding panggul, sudah ada gangguan fungsi ginjal
Stadium IV : Meluas ke mukosa kandung kemih dan rectum
Stadium IV A : Kanker menyebar ke daerah organ sekitarnya
Stadium IV B : Kanker menyebar ke organ lain yang lebih jauh seperti paru paru otak, tulang dan hepar.
5. Patosiologi
Kanker servik timbul diantara epitel yang melapisi ekstoserviks (persio) dan endoserviks kanalis servik yang disebut sebagai squamocolumnar junction (SCJ)
Pada awal perkembangannya kanker serviks tidak memberi tanda tanda dan keluhan. Pada pemeriksaan dengan speculum, tampak sebagian pursio yang erosit (metaplag skuamosa) yang fisiologik / patologik. Tumor dapat tumbuh:
a. Eksofisik : mulai dari SCJ kearah lumen vagina sebagai masa proliterasif yang mengalami infeksi sekunder dan nekrosis
b. Endofisik : mulai dari SCJ tumbuh kedalam stroma serviks dan cendrung untuk mengadakan infiltrasi menjadi ulkus.
c. Ulcetatif: mulai dari SCJ dan cenderung merusak struktur jaringan serviks dengan melibatkan awal fornises vagina untuk menjadi ulkus yang luas (Hanafi.W, 1999)
6. Pencegahan
a. Pencegahan Primer
1) Mengetahui factor resiko
2) Tidak melakukan hubungan seksual sebelum usia 20 tahun
3) Tidak berganti pasangan
4) Jangan merokok, hindari asap rokok (perokok pasif)
Bila pencegahan primer tak berhasil dilakukan pemeriksaan sekunder dengan cara deteksi dini kemungkinan timbulnya kanker, artinya penyakit ini harus ditemukan pada stadium insitu sehingga ada kemungkinan upaya penyembuhan.
b. Pencegahan Sekunder
1) Pemeriksaan IV A (infcksi visual asetat)
2) Melakukan Pap smear, hanya di RS dengan media sediaan lender serviks untuk diperiksa lebih lanjut
3) Kalposkopi : pemeriksaan dengan alat menggunakan sediaan jaringan
4) Immunisasi HPV (human papiloma virus)
c. Pencegahan Tertier
Mengobati secara dini dan mencegah komplikasi berdasarkan stadium penyakit. Biasanya stadium awal belum melakukan motartase (penyebaran) lain halnya dengan stadium lanjut. Pencegahan ini juga dapat secara kimia yaitu kemoterapi dan mencegah kanker dengan antioksidan, mengkonsumsi asam folat, tempedan kacang hijau. Pemeriksaan khusus
1) USG
2) Radiology
3) Laparaskopi
4) Hypetoskopi
7. Pengobatan
1) Stadium O : Dilakukan elektro koagulasi Cryosurgery atau laser jika penderila masih muda dan penambahan anak masih diinginkan . pada wanita usia tua dan penambahan anak tidak diinginkan lagi dilakukan histerektomi total.
2) Stadium IA : Dilakukan histerektomi total ditambah aplikasi radium
3) Stadium IB, IIA, IIB : Dilakukan operasi radikal ata penyinaran
4) Stadium III : Pengobatan berupa radiasi, kemoterapi
5) Stadium IV A : Penyinaran hanya bersifat pasiatif
6) Stadium IV B : Bila ada simplom dapat dibcrikan radiasi pasiatif dan bila mungkin dilanjutkan dcngan kemoterapi
8. Pemeriksaan Penunjang
1) Pap smear : Displasia
2) Biopsy : Neoplasma intra epitel
3) Kolposkopi : Untuk melihat daerah yang terkena proses metaplasia
4) Laboratorium : Pemeriksaan darah rutin, kimia darah
5) Radiology
- Pelvic limphagiografi, menunjukkan adanya gangguan pada saluran pelvic
- Pemeriksaan intravena urografi, dilakukan pada kanker serviks tahap lanjut.
- Thorax dilakukan pada kanker serviks tahap lanjut.
6) Test schiler : Menggunakan iodine solution yang diusapkan pada permukaan serviks
B. Asuhan Keperawatan Teoritis
A) Pengkajian
1. Identitas klien
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat penyakit yang berhubungan dengan kanker, terdapatnya riwayat infeksi virus, hygiene seksual yang jelek
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Adanya keluhan keputihan, siklus menstruasi tidak teratur, tidak menstruasi sama sekali, pengeluaran dari vagina yang tidak normal, rasa nyeri yang berawal dari lumbal menjalar ke panggul bagian depan dan belakang, perdarahan pada saat BAK.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya riwayat keluarga yang menderita kanker, riwayat pasangan yang menderita infeksi reproduksi
d. Riwayat Obsrotri
Riwayat haid : Adanya keluhan tentang haid, siklus tidak teratur jumlahnya, lamanya.
Riwayat pcrkawinan : Umur waktu kawin (kawin muda), sering berganti pasangan, jumlah anak yang banyak
Riwayat KB : Kontrasepsi yang dipakai
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : Lemah, sedang
b. Tanda tanda vital : TD normal / meningkat, nadi normal / meningkat, nafas normal / meningkat, suhu normal / meningkat
c. Kepala / rambul : Rambut rontok, kulit kepada biasanya kotor
d. Mata : Conjunctiva biasanya anemia
e. Mulut : Mukosa mulut kering dan pucat
f. Leher : Kemungkinan ada pembesaran KGB
g. Thorax : Pernafasan dan nadi biasanya meningkat
h. Abdomen : Nyeri token, terdapat distensi abdomen / kandung kemih.
i. Genitalia : keluar cairan (keputihan/darah), laserasi dan berbau
j. Ekstremitas : Kelemahan, edema
4. Aktivitas Sehari Hari
a. Makan dan minum : biasanya kurang, mual muntah, nafsu makan menurun
b. Eliminasi: kadang adanya konstipasi, hematuri
c. Istirahat dan tidur : biasanya terganggu karma sakit
d. Personal hygiene : biasanya terganggu karma kelemahan fisik
5. Data Psikologis
Klien konker servik biasanya selalu cemas dan merasa rendah diri dengan keadaan penyakitnya. Klien takut dan cemas akan kcsembuhan penyakitnya, tindakan pengobatan dan perawatan yang dijalaninya.
6. Data Social Ekonomi
Kanker serviks dapat mengenai berbagai tingkat ekonomi. Bagaimana hubungan klien dengan orang lain. Klien berasal dari golongan ekonomi mana, biaya pengobatan ditanggung oleh siapa
7. Data Spiritual
Kepercayaan yang dianut klien, bagaimana kegiatan ibadah klien, bagaimana penerimaan klien tentang penyakitnya
B) Kemungkinan Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : Nyeri b/d proses pcnyakit (destruksi kompresi)
2. Perubahan nutrisi :Kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adelinat
3. Resiko tinggi terjadinya anemia b/d perdarahan
4. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah b/d perasaan tidak berguna
5. Ketakutan /ansietas b/d krisis situasi (kanker) : ancaman atau perubahan status kesehatan, ancaman kematian
6. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan (perdararahan, status hipermetabolik, kerusakan masukan cairan)
7. Resiko tinggi infeksi b/d ketidak adekuatan pertahanan sekunder dan imunosupresi
8. Resiko tinggi terhadap konstipasi / diare b/d intasi mukosa dan kemoterapi atau radiasi, masukan cairan buruk
9. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit /jaringan b/d efek radiasi dan kemoterapi
C) Intervensi
Dx.l. Gangguan rasa nyaman ; nyeri b/d proses penyakit (destruktif jaringan saraf)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri berkurang
Kriteria hasil: - klien tenang, - nyeri berkurang, - TTV normal.
INTERVENSI
1. Tentukan riwayat nyeri (lokasi, frekuensi, durasi, intensitas)
R : Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan / keefektifan intervensi
2. Berikan tindakan kenyamanan dasar (massage, perubahan posisi)
R : Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian
3. Ajarkan dan anjurkan klien untuk teknik relaksasi
R : Memungkinkan klien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkatkan rasa control
4. Jelaskan penyebab nyeri pada klien
R : Diharapkan klien mengetahui penyebab nyeri dan dapat beradaptasi dengan rasa nyeri
5. Alihkan perhatian klien dari rasa nyeri
R : Dengan pengalihan dapat mengurangi perhatian klien terhadap rasa nyeri
6. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi analgetik
R : Analgetik menekan pusat ransangan nyeri sehingga rasa nyeri berkurang
Dx.2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan kekurangan nutrisi tubuh dapat diatasi
Kriteria hasil :
- Nafsu makan meningkat
- Diet yang diberikan habis
- Nilai Hb normal
INTERVENSI
1. Kaji tingkat kebutuhan nutrsi klien
R : memberikan informasi untuk memudahkan intervensi
2. Jelaskan pentingnya nutrisi bagi tubuh
R : dapat memotivasi klien untuk menghabiskan dietnya
3. Anjurkan klien makan selagi hangat
R : diet yang hangat dapat menambah selera makan dan mengurangi mual
4. Anjurkan klien makan sedikit tapi sering
R: makan sedikit memudahkan proses pencernaan
5. 5. Anjurkan klien untuk makan diet TKTP
R : diet TKTP dapat memulihkan pemasukan yang adekuat.
6. Kolaborasi dcngan tim gizi tentang diet bervariasi sesuai dengan kondisi klien
R : diet yang bevariasi dapat membantu memperbaiki gizi klien
Dx.3. Gangguan rasa aman : cemas b/d kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan rasa cemas berkurang /hilang
Kriteria hasil :
- Klien tampak rileks dan tenang
- Klien mengerti / memahami penyakit dan pengobatannya
INTERVENSI
1. Bina HAM yang baik dengan klien dan keluarga
R : memudahkan untuk melakukan intervensi
2. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaanya
R : memberikan kesempatan, menilai rasa takut / cemas klien
3. Pertahankan kontak sering dengan klien, bicara dengan menyentuh klien
R : memberi keyakinan bahwa klien tak sendiri atau ditolak
4. Jelaskan tentang penyakit, prosedur pengobatan, berikan kesempatan untuk bertanya
R : informasi akurati memungkinkan klien menghadapi situasi lebih efektif dengan realita sehingga mengurangi cemas / ansietas
5. Berikan informasi yang dapat dipercaya dan dukungan orang terdekat R : memungkinkan untuk intraksi interpersonal lebih baik dan mengurangi cemas /ansietas
6. Libatkan orang terdekat bila keputusan mayor akan dibuat
R : menjamin system pendukung untuk klien dan menghasilkan orang terdekat terlibat dengan tepat.
D) Implementasi
Setelah rencana keperawatan tersusun, selanjutnya dilaksanakan dalam tindkaii yang nyata untuk mencapai hasil yang diharapkan . tindakan keperawatan harus cukup mendetail dan bersifat khusus agar semua tenaga kepcrawatan dapat melaksanakan dengan baik dalam waktu yang ditentukan sehingga menjamin intcraksi antara pcrawat dan klien
E) Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari asuhan keperawatan untuk mengidentifikasi yang diharapkan dan mengevaluasi sejauh mana masalah klicn dapat diatasi. Hal ini dilakukan dengan membandingkan hasil yang didapat dengan criteria hasil yang telah ditetapkan
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Awal
1. Identitas Klien
Nama : Ny.S.
Umur : 34 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku Bangsa : Minang
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SD
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Jln. Kampung baru Berok Kurao Pagang
M.R : 613829
2. Identitas Suami
Nama : Tn. A
Umur : 43 tahun
Pekerjaan : Tani
Agama : Islam
Suku Bangsa : Minang
3. Informasi medik
Tanggal Masuk : 08 November 2008
Diagnosa Medik : Ca Serviks
Ruang Rawat : Gynaaekologi
Cara masuk : Melalui IGD
Alasan Masuk : Keluar darah merah kehitaman bercampur lender dari kemaluun sejak 1 minggu yang lalu
Suhu : 36,4o C
Nadi : l00 x/i
Pernafasan : 24x / i
Tekanan Darah : 130/70 mmHg
Alergi : Tidak ada
B. Pengkajian Data Dasar
1. Riwayat Kesehatan
a. RKK
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini
b. R.K.D
Klien tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi jantung
c. R.K.S
Klien masuk ruang Gynackologi RSUP Dr M.Djamil Padang tanggal 08 – 11 – 2008 dengan keluhan keluar darah merah kehitaman bercampur lendir sejak 1 minggu yang lain. Pada saat dilakukan pengkajian tgl 10 – 11 - 2008 klien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah, pinggang dan panggul, tambah nyeri bila ditekan, klien mengatakan badannya lemah, nafsu makan tidak ada, mual, muntah 2x dan susah tidur.
2. Riwayat Obstetri
a. Riwayat menstruasi
Menarche : Umur 14 tahun
Lamanya : 4 – 5 hari
Banyaknya : 3 - 4x ganti duk sehari
Warnanya : Merah Tua
Dismenor : Tidak ada
Siklus : Teratur
b. Riwayat perkawinan dan persalinan
Kawin berapa kali : 1 kali, tahun 1998
Umur waktu kawin : 29 tahun
Jumlah anak : 3 orang
I : Tahun 1999, spontan, cukup bulan, ditolong bidan
II. : Tahun 2002 spontan, cukup bulan, ditolong bidan
III : Tahun 2005, spontan, cukup bulan, ditolong bidan.
c. Riwayat keluarga berencana
Klien ikut KB yaitu dengan menggunakan pil KB
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : klien tampak lemah, kesadaran komposmentis
b. Tanda tanda vital :
TD : 130/70 mmHg
Nadi : 100x/i
Pernafasan : 24 x/i
Suhu : 36,4°C
c. Kepala : Hygiene kepala bersih, tidak berketombe, rambut tidak rontok
d. Wajah : Wajah tampak pucat dan meringis, ekspresi wajah tegang
e. Mata : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis, selera tidak iktorik, palpebra tidak edema, pupil reflek cahaya (+)
f. Mulut dan gigi : Mukosa mulut basah, gigi ada aeries, tidak bersih, tonsil tidak meradang.
g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan tiroid. h.
h. Dada / thorax
- Paru paru : I = Simetris kiri dan kanan
P = Fremitus sama kiri dan kanan
P = Sonor
A = Vesicular
- Jantung : I = Ictus tcrlihat 1 jari LMCS RIC V
P = Ictus tcraba 1 jari LMCS RIC V
P = Batas jantung normal
A = Irama tcratur, bising tidak ada
i. Abdomen : I = Tidak membuncit , ada bekas luka
jahitan operasi di perut bagian bawah
P = Hepar dan lion tidka teraba, nyeri tekan
pada perut bagian bawah
P = Timpani
A = Bising usus normal
j. Genitourinaria : Kateter terpasang, perdarahan tidak ada,
keluar cairan kekuningan dari vagina
k. Ekstremitas : Tidak ada kelemahan otot dan edema
Ekstremitas atas kuning dapat bergerak
bebas karena terpasang infuse.
4. Aktivitas Sehari Hari
a. Makan dan minurn
Makan :
- Sehat : 3 x sehari, nasi + lauk + sayur, 1 porsi, tidak ada keluhan
- Sakit : 3 x schari, nasi + lauk + sayur, 1/3 porsi, malas makan
Minum :
- Sehat : 8-9 gls/hr, air putih + susu, tidak ada keluhan
- Sakit : 6-7 gls/hari, air putih + susu, tidak ada keluhan
b. Eliminasi
BAB :
- Sehat : 1 x sehari, kekuningan, padat, tidak ada keluhan
- Sakit : 1 x 3 hari, kecoklatan, keras, sedikit dan susah BAB. BAK
- Sehat : 8 - 9 x sehari, wama jernih, tidak ada keluhan
- Sakit : 1000 cc/hr, warna kemerahan, klien pasang keteter.
c. Istirahat dan tidur
sehat: 7-8 jam sehari, nyenyak, tidak ada keluhan
sakit: 5-6 jam sehari, sering terbangun karena sakit dan bising lingkungan
d. Personal hygiene
Mandi : sehat: 2 x sehari, pakai sabun mandi
sakit: 1 x sehari, dilaporkan oleh kelompok / petugas di tempat tidur
Gosok gigi, sehat : 2 x sehari, pakai odol
sakit : 1 x sehari, pakai odol, di bantu keluarga
Cuci rumbut, sehat : 3 x seminggu, pakai sampo
sakit : 1 x 3 hari, di lap saja.
5. Data Psikologis
Klien cemas dengan penyakitnya, sering menanyakan tentang penyakit dan pengobatan yang akan dijalani terhadap kesembuhan penyakitnya.
6. Data sosial ekonomi
Hubungan klien dengan keluarga harmonis, klien selalu ditunggui oleh anaknya.
Klien berasal dari keluarga ekonomi menengah kebawah. Biaya pengobatan klien ditanggung jamkesmas (jaminan kesehatan masyarakat)
7. Data spiritual
Klien seorang muslim, sewaktu sehat taat beribadah , selama sakit ibadah klien terganggu
8. Data penunjang
Hasil Labor tgl 9 November 2008 Hb 8,3 % Leucosit 92.000/ mm3 Trombosit 303.000 / mm3 HT 25 % Gula darah sewaktu 324 mg/dl Ureum 80 mg/dl Kreatinin 2,0 mg/dl Natrium 132 mg/dl Kalium 5,6 mg/dl Klorida 80 mg/dl Natrium 131 mg/dl Kalium 5,5 mg/dl Klorida 100 mg/dl Total protein 5,7 g/dl Globulin 2,5 g/dl Globubilicubin totallin 0,7 mg/dl SGOT 23 u/l SGPT 8 u/1 | Hasil Labor tgl 10 November 2008 Gula darah sewaktu 445 mg/dl Total kolesterol 220 mg/dl HDL kolesterol 36 mg/dl LDL kolesterol 132 mg/dl Trigliserida 215 mg/dl Ureum 90 mg/dl Kreatinin 3,2 mg/dl PT 10,8 APTT 32,8 |
ANALISIS DATA
Nama : Ny. S
No. MR :61 38 29
No | Data | Masalah | Etiologi |
1 | Do: - Klien tampak meringis - Klien tampak gelisah - Nyeri tekan pada abdomen bagian bawah - TD:130/70 mmHg - N : 100 x / i - P : 24 x / i DS : Klien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah, pinggang dan panggul | Gangguan rasa nyaman nyeri | Proses penyakit (destruksi jaringan saraf) |
2 | Do - Klien tampak lemah - muntah 2 x - Diet yang diberikan tidak habis - Klien mengatakan nafsu makan berkurang dan mual - Klien mengatakan diet hanya habis 1/3 porsi - Klien mengatakan badan nya terasa lemah | Penambahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh | Intake yang tidak adekuat |
3 | Do : - Klien gelisah - Ekspresi wajah tegang - Klien tampak cemas - TD :130/70 mmHg - N :100 x / i - P : 24 x / i DS : - Klien mengatakan cemas dengan penyakitnya - Klien sering menanyakan tentang pengobatan yang akan dijalaninya | Gangguan rasa aman cemas | Kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan |
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
No | Tgl muncul | Diagnosa Keperawatan | Tangal Teratasi | Tanda Tangan |
1 | 10 November | Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d proses penyakit (destruksi jaringan saraf) | | |
2 | 10 November 2008 | Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat | | |
3 | 10 November 2008 | Gangguan rasa aman : cemas b.d kurangnya pengetahuan tentang pcnyakit dan pengobatan | | |
PERENCANAAN KEPERAWATAN
NO | DIAGNOSA KEPERAWATAN | TUJUAN | INTERVENSI | RASIONAL |
1 | Ganguan rasa nyaman : nyeri b/d proses penyakit (destruksi Jaringan saraf) | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam nyeri yang dirasakan berkurang / klien da pat beradaptasi dengan nyeri kriteria hasil: - Klien tenang - Nyeri berkurang - TTV normal | 1. Tentukan riwayat nyeri (lokasi, frekuensi, durasi dan intensitas) 2. Berikan tindakan ke nyamanan dasar (massase, perubahan posisi) 3. Ajarkan dan anjur kan klien untuk teknik relaksasi (nafas dalam) 4. Jelaskan penyebab dari nyeri pada klien 5. Alihkan perhatian klien dari rasa nyeri 6. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi analgetik sesuai indikasi | 1. Informasi memberikan data dasar untuk meng evaluasi kebutuhan / Keefektifan intervensi 2. Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian 3. Memungkinkan klien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkatkan rasa kon trol 4. Diharapkan klien mengetahui penyebab nyeri dan dapat beradaptasi dengan rasa nyeri 5. Dengan pengalihan dapat mengurangi perhatian klien terhadap rasa nyeri 6. Analgetik menekan pusat ransangan nyeri sehingga rasa nyeri berkurang. |
2 | Perubahan nutrisi kurang dari kcbutu han tubuh b/d intake yang tidak adekuat | Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam kekurangan nutrisi tubuh dapat diatasi dengan kriteria hasil - Nafsu makan meningkat - Diet yang diberikan habis | 1. Kaji tingkat kebutuhan nutrisi klien 2. Jelaskan pentingnya nutrisi bagi tubuh 3. Anjurkan klien makan diet selagi hangat 4. Anjurkan klien makan sedikit tapi sering 5. Anjurkan klien untuk makan diet TKTP 6. Kolaborasi dengan tim gizi tentang diet bervariasi sesuai dengan kondisi klien | 1. Memberikan informasi untuk melanjutkan intervensi 2. Dapat memotivasi klien untuk mengbabiskan dietnya 3. Diet yang hangat dapat menambah selera makan 4. Memudahkan proses pencemaan 5. Diet TKTP dapat menggantikan asukapan nutrisi yang adekuat 6. Diet yang bervariasi dapat membantu memperbaiki gizi klien. |
3 | Gangguan rasa aman : cemas b/d kurangnya pe ngetahuan tcntang penyakit dan pengobatan | Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x pertemuan rasa cemas klien hilang / berkurang dengan kriteria hasil - Klien tampak rileks dan tenang - Klien mengerti/ memahami penyakitnya | 1. Bina HAM yang baik dengan klien dan keluarga 2. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan 3. Pertahankan kontak sering dengan klien, bicara dengan menyentuh klien 4. Jelaskan tentang penyakit, prosedur pengobatan, berikan kesempatan untuk bertanya 5. Berikan informasi yang dapat dipercaya dan dukungan orang terdekat 6. Libatkan orang terdekat bila keputusan mayor akan dibuat. | 1. Memudahkan untuk melakukan intervensi 2. Memberikan kesempatan menilai rasa takut / cemas 3. Memberi keyakinan bahwa klien tak diri atau ditolak 4. Informasi akurat mungkinkan klien menghadapi situasi lebih efektif dengan realita sehingga mengurangi ansietas 5. Memungkinkan untuk interaksi interpersonal lebih baik dan menurunkan ansietas 6. Menjamin sitempendukung untuk klien dan memungkinkan orang terdekat terlibat dengan tepat. |
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Nama : Ny. S
No. MR :61 38 29
NO. Dx | Tanggal / Jam | IMPLEMENTASI | Tanggal / Jam | EVALUASI |
1. 2. 3. | 10-11-08 Jam 08.00 10-11-08 Jam 11.00 10-11-08 Jam 15.00 | 1. menentukan riwayat nyeri (lokasi, frekuensi, durasi dan intensitas) 2. memberikan tindakan ke nyamanan dasar (massase, perubahan posisi) 3. mengajarkan dan anjur kan klien untuk teknik relaksasi (nafas dalam) 4. menjelaskan penyebab dari nyeri pada klien 5. mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri 6. Kolaborasi dengan tim medis dalam mememberian terapi analgetik sesuai indikasi 1. mengkaji tingkat kebutuhan nutrisi klien 2. menjelaskan pentingnya nutrisi bagi tubuh 3. menganjurkan klien makan diet selagi hangat 4. menganjurkan klien makan sedikit tapi sering 5. menganjurkan klien untuk makan diet TKTP 6. Kolaborasi dengan tim gizi tentang diet bervariasi sesuai dengan kondisi klien 1. Membina HAM yang baik dengan klien dan keluarga 2. mendorong klien untuk mengungkapkan perasaan 3. Mempertahankan kontak sering dengan klien, bicara dengan menyentuh klien 4. Menjelaskan tentang penyakit, prosedur pengobatan, berikan kesempatan untuk bertanya 5. Memberikan informasi yang dapat dipercaya dan dukungan orang terdekat 6. Melibatkan orang terdekat bila keputusan mayor akan dibuat. | 10-11-08 Jam 09.00 10-11-08 Jam 12.00 10-11-08 Jam 17.00 | S: klien mengatakan nyeri sudah mulai berkurang O: - klien tenang - nyeri berkurang - TD = 120/80 mmHg - N = 80 x/i - RR = 20 x/i A: masalah teratasi sebagian P: intervensi dilanjutkan: - berikan tindakan ke nyamanan dasar (massase, perubahan posisi) - alihkan perhatian klien dari rasa nyeri - ajarkan dan anjur kan klien untuk teknik relaksasi (nafas dalam) - Kolaborasi dengan tim medis dalam mememberian terapi analgetik sesuai indikasi S: klien mengatakan nafsu makannya mulai meningkat O: - diit habis ½ porsi A: masalah teratasi sebagian P: intervensi dilanjutkan - anjurkan klien makan diet selagi hangat - anjurkan klien makan sedikit tapi sering - Kolaborasi dengan tim gizi tentang diet bervariasi sesuai dengan kondisi klien S: Klien mengatakan sudah mengerti dan memahami penyakitnya O: Klien tampak rileks dan tenang A: masalah teratasi P: intervensi dihentikan |
Komentar
Posting Komentar