Langsung ke konten utama

Askep Carsinoma Serviks


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kanker servik adalah suatu proses keganasan yang tcrjadi pada servik, dimana terdapatnya sekelompok sel yang abnormal terbentuk dari sel jaringan yang lumbuh torus menerus dan tidak terbatas, tidak terkoordinasi sehingga sel - sel sekitarnya tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Keadaan tersebut biasanya disertai dengan adanya perdarahan (Luckman Sorengen, 1995).
Kanker servik berkembang secara lambat namun pasti, dalam tahap perkembangannya kanker servik berkembang secara lambat namun pasti, dalam tahap perkembangannya kanker servik berkembang tidak dalam hitungan mingguan. atau bulanan, tapi dalam hitungan tahunan .
Pada stadium sangat dini kanker servik tidak menunjukkan gejala. Gejala baru muncul dan dapat dideteksi bila kanker sudah pada stadium I.
Pada prinsipnya kanker servik dapat dicegah dengan mengendalikan penyebab serta faktor resiko dan melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan timbulnya penyakit. Sampai saat ini deteksi dini yang paling efektif untuk menekan angka kematian akibat kanker servik adalah Pap smoar. Pap smoar test adalah suatu metode pemeriksaan sel sel yang diambil dari leher rahim dan kemudian diperika dibawah mikroskop untuk melihat perubahan perubahan yang terjadi dari sel-sel tersebut.
Berdasarkan uraian diatas jelaslah bahwa kanker servik memerlukan penanganan yang serius dari tenaga kesehatan. Perawat sebagai tenaga kesehatan dituntut untuk mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan kanker serviks.

B.     Tujuan
1.      Tujuan umum
Untuk mendapatkan gambaran tentang penerapan asuhan keperawatan pada Ny. S dengan kanker servik di bangsal Gynaekologi RSUP DR M Djamil Padang.
2.      Tujuan khusus
a.       Mampu melakukan pengkajian pada klien kanker servik
b.      Mampu menganalisa data dan merumuskan diagnosa keperawatan pada klien kanker servik
c.       Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan berdasarkan masalah yang ditemukan pada klien kanker servik.
d.      Mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan masalah yang diprioritaskan.
e.       Mampu menilai dan mengevaluasi hasil tindakan sesuai dcngan tujuan yang telah ditetapkan.



BAB II
TINJAUAN TEORITIS


A.    Konsep Dasar
1.      Definisi
Kanker servik adalah sejenis tumor ganas gynekologi yang sering dijumpai pada usia antara 30 sampai 60 tahun (Gynarkologi Fakultas Kedokteran). Kanker leher rahim yang paling dominan menyerang dengan / variasi usia penderitanya berkisar antara 30-45 tahun, yaitu masih dalam usia muda dan reproduktif.
Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk kearah rahim yang terlelak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). (Kedaruratan Obstetric & Gymaekologi, Jakarta.GGC)
2.      Etiologi
Layaknya semua kanker,  kanker servik  atau leher rahim terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel sel pada leher rahim yang tidak lazim (abnormal) Faktor faktor yang menyebabkan kanker servik yaitu :
a.       Perkawinan dalam usia muda (16th)
Perkawinan pada usia muda kurang dari 20 tahun mcmperbesar resiko kemungkinan menadpat kanker leher rahim, karena hubungan seksual yang tidak stabil yang dapat mcnimbulkan perlukaan pada mulut rahim.
b.      Pasangan seksual yang berganti ganti
Berhubungan lebih dari satu pasangan sangal berpotensi besar terjadinya kanker servik.
c.       Sering melahirkan dengan jarak pendek.
d.      Hygiene seksual yang jelek
e.       Riwayat infeksi virus human papiloma virus (HPV)
f.       Pengaruh zat karsinogen
g.       Keturunan
(Hanafi Wiknyosastro, 1999)
3.      Tanda dan Gejala
a.       Keputihan berbau busuk
b.      Siklus menstruasi yang tidak teratur
c.       Materagia dan monoragia
d.      Perdarahan pada post senggama dan rasa sakit saat berhubungan
e.       Pengeluaran dari vagina yang tidak normal
f.       Nyeri pada daerah pelvis, lumbal
g.       Perdarahan saat buang air kecil
h.      Anemia
(Hanafi Wiknyosastro, 1999)
4.      Klasifikasi
Tahapan stadium klinis dari kanker servik menurut the International Federation of Gynaekologie and Obstetrics (FIGO) tahun 1978 yang berdasrkan pada pemeriksaan klinis, radiology, lenretase endoserviks dan biopsy yaitu :
a.       Karsinoma pre invasive
Stadium O     :   Karsinoma In Situ (KIS), karsinoma intra epitel, membrane basalis masih utuh
b.      Karsinoma invasive
Stadium I      :   Karsinoma terbatas pada servites
Stadium IA   :   Karsinoma micro invasive bila membrane basalis sudah rusak dan sel tumor sudah memasuki stroma > 3 mm dan sel tumor tidak terdapat dalam pembuluh limpe atau pembuluh darah.
Stadium IB   :   Stadium sebelum terdeteksi OCC atau occulf lancer should atau tersembunyi Secara klinis sudah diduga adanya tumor yag histologik menunjukkan invasi kedalam stroma servik uteri
Stadium II     :   Karsinoma meluas kebawah servik tetapi tidak meliatkan dinding panggul, melibatkan dinding vagina 2/3 proleksimal
Stadium II A :   Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih terbebas dari infiltrate tumor
Stadium II B     :   Penyebaran ke parametrium uni /bilateral
Stadium III   :   Penyebaran telah sampai ke 1/3 bagian distal vagina atau parametrium sampai dinding panggul
Stadium III A:  Penyebaran sampai 1/3 bagian distai vagina, namun tidak sampai ke dinding panggul
Stadium III B :     Penyebaran sudah sampai dinding panggul, sudah ada gangguan fungsi ginjal
Stadium IV   :   Meluas ke mukosa kandung kemih dan rectum
Stadium IV A : Kanker menyebar ke daerah organ sekitarnya
Stadium IV B : Kanker menyebar ke organ lain yang lebih jauh seperti paru paru otak, tulang dan hepar.
5.      Patosiologi
Kanker servik timbul diantara epitel yang melapisi ekstoserviks (persio) dan endoserviks kanalis servik yang disebut sebagai squamocolumnar junction (SCJ)
Pada awal perkembangannya kanker serviks tidak memberi tanda tanda dan keluhan.   Pada pemeriksaan dengan speculum, tampak sebagian pursio yang erosit (metaplag skuamosa) yang fisiologik / patologik. Tumor dapat tumbuh:
a.       Eksofisik : mulai dari SCJ kearah lumen vagina sebagai masa proliterasif yang mengalami infeksi sekunder dan nekrosis
b.      Endofisik : mulai dari SCJ tumbuh kedalam stroma serviks dan cendrung untuk mengadakan infiltrasi menjadi ulkus.
c.       Ulcetatif: mulai dari SCJ dan cenderung merusak struktur jaringan serviks dengan melibatkan awal fornises vagina untuk menjadi ulkus yang luas (Hanafi.W, 1999)




6.      Pencegahan
a.       Pencegahan Primer
1)      Mengetahui factor resiko
2)      Tidak melakukan hubungan seksual sebelum usia 20 tahun
3)      Tidak berganti pasangan
4)      Jangan merokok, hindari asap rokok (perokok pasif)
Bila pencegahan  primer tak  berhasil  dilakukan  pemeriksaan  sekunder dengan cara deteksi dini kemungkinan timbulnya kanker, artinya penyakit ini harus ditemukan pada stadium insitu sehingga ada kemungkinan upaya penyembuhan.
b.      Pencegahan Sekunder
1)      Pemeriksaan IV A (infcksi visual asetat)
2)      Melakukan Pap smear, hanya di RS dengan media sediaan lender serviks untuk diperiksa lebih lanjut
3)      Kalposkopi : pemeriksaan dengan alat menggunakan sediaan jaringan
4)      Immunisasi HPV (human papiloma virus)
c.       Pencegahan Tertier
Mengobati secara dini dan mencegah komplikasi berdasarkan stadium penyakit. Biasanya stadium awal belum melakukan motartase (penyebaran) lain halnya dengan stadium lanjut. Pencegahan ini juga dapat secara kimia yaitu kemoterapi dan mencegah kanker dengan antioksidan, mengkonsumsi asam folat, tempedan kacang hijau. Pemeriksaan khusus
1)      USG
2)      Radiology
3)      Laparaskopi
4)      Hypetoskopi
 
7.      Pengobatan
1)  Stadium O                       :   Dilakukan elektro koagulasi Cryosurgery atau laser jika penderila masih muda dan penambahan anak masih diinginkan . pada wanita usia tua dan penambahan anak tidak diinginkan lagi dilakukan histerektomi total.
2)  Stadium IA                     :   Dilakukan histerektomi total ditambah aplikasi radium
3)  Stadium IB, IIA, IIB      :   Dilakukan operasi radikal ata penyinaran
4)  Stadium III                     :   Pengobatan berupa radiasi, kemoterapi
5)  Stadium IV A                 :   Penyinaran hanya bersifat pasiatif
6)  Stadium IV B                 :   Bila ada simplom dapat dibcrikan radiasi pasiatif dan bila mungkin dilanjutkan dcngan kemoterapi


8.      Pemeriksaan Penunjang
1)  Pap smear                        :   Displasia
2)  Biopsy                             :   Neoplasma intra epitel
3)  Kolposkopi                      :   Untuk melihat daerah yang terkena proses metaplasia
4)  Laboratorium                  :   Pemeriksaan darah rutin, kimia darah
5)  Radiology
-          Pelvic limphagiografi, menunjukkan adanya gangguan pada saluran pelvic
-          Pemeriksaan intravena urografi, dilakukan pada kanker serviks tahap lanjut.
-          Thorax dilakukan pada kanker serviks tahap lanjut.
6)  Test schiler                      :   Menggunakan iodine solution yang diusapkan  pada permukaan serviks


B.     Asuhan Keperawatan Teoritis
A)        Pengkajian
1.      Identitas klien
2.      Riwayat Kesehatan
a.       Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat penyakit yang berhubungan dengan kanker, terdapatnya riwayat infeksi virus, hygiene seksual yang jelek
b.      Riwayat Kesehatan Sekarang
Adanya keluhan keputihan,  siklus  menstruasi  tidak teratur, tidak menstruasi sama sekali, pengeluaran dari vagina yang tidak normal, rasa nyeri yang berawal dari lumbal menjalar ke panggul bagian depan dan belakang, perdarahan pada saat BAK.
c.       Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya riwayat keluarga yang menderita kanker, riwayat pasangan yang menderita infeksi reproduksi
d.      Riwayat Obsrotri
Riwayat haid                 : Adanya keluhan tentang haid, siklus tidak teratur jumlahnya, lamanya.
Riwayat pcrkawinan     : Umur waktu kawin (kawin muda), sering berganti pasangan, jumlah anak yang banyak
Riwayat KB                  : Kontrasepsi yang dipakai
3.      Pemeriksaan fisik
a.       Keadaan umum             : Lemah, sedang
b.      Tanda tanda vital          : TD normal / meningkat, nadi normal / meningkat, nafas normal / meningkat, suhu normal / meningkat
c.       Kepala / rambul             : Rambut rontok, kulit kepada biasanya kotor
d.      Mata                              : Conjunctiva biasanya anemia
e.       Mulut                            : Mukosa mulut kering dan pucat
f.       Leher                             : Kemungkinan ada pembesaran KGB
g.       Thorax                           : Pernafasan dan nadi biasanya meningkat
h.      Abdomen                      : Nyeri token, terdapat distensi abdomen / kandung kemih.
i.        Genitalia                        : keluar cairan (keputihan/darah), laserasi dan berbau
j.        Ekstremitas                   : Kelemahan, edema
4.      Aktivitas Sehari Hari
a.       Makan dan minum : biasanya kurang, mual muntah, nafsu makan menurun
b.      Eliminasi: kadang adanya konstipasi, hematuri
c.       Istirahat dan tidur : biasanya terganggu karma sakit
d.      Personal hygiene : biasanya terganggu karma kelemahan fisik
5.      Data Psikologis
Klien konker servik biasanya selalu cemas dan merasa rendah diri dengan keadaan penyakitnya. Klien takut dan cemas akan  kcsembuhan penyakitnya, tindakan pengobatan dan perawatan yang dijalaninya.
6.      Data Social Ekonomi
Kanker serviks dapat mengenai berbagai tingkat ekonomi. Bagaimana hubungan  klien  dengan  orang  lain. Klien berasal dari golongan ekonomi mana, biaya pengobatan ditanggung oleh siapa
7.      Data Spiritual
Kepercayaan yang dianut klien, bagaimana kegiatan ibadah klien, bagaimana penerimaan klien tentang penyakitnya

B)        Kemungkinan Diagnosa Keperawatan
1.      Gangguan rasa nyaman : Nyeri b/d proses pcnyakit (destruksi kompresi)
2.      Perubahan nutrisi :Kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adelinat
3.      Resiko tinggi terjadinya anemia b/d perdarahan
4.      Gangguan konsep diri : Harga diri rendah b/d perasaan tidak berguna
5.      Ketakutan /ansietas b/d krisis situasi (kanker) : ancaman atau perubahan status kesehatan, ancaman kematian
6.      Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d   kehilangan berlebihan (perdararahan, status hipermetabolik, kerusakan masukan cairan)
7.      Resiko tinggi infeksi b/d ketidak adekuatan pertahanan sekunder dan imunosupresi
8.      Resiko tinggi terhadap konstipasi / diare b/d intasi mukosa dan kemoterapi atau radiasi, masukan cairan buruk
9.      Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit /jaringan b/d efek radiasi dan kemoterapi

C)        Intervensi
Dx.l.   Gangguan rasa nyaman ; nyeri b/d proses penyakit (destruktif jaringan saraf)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri berkurang
Kriteria hasil: - klien tenang, - nyeri berkurang, - TTV normal.
INTERVENSI
1.      Tentukan riwayat nyeri (lokasi, frekuensi, durasi, intensitas)
R   : Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan / keefektifan intervensi
2.      Berikan tindakan kenyamanan dasar (massage, perubahan posisi)
R   : Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian
3.      Ajarkan dan anjurkan klien untuk teknik relaksasi
R   : Memungkinkan klien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkatkan rasa control
4.      Jelaskan penyebab nyeri pada klien
R :             Diharapkan klien mengetahui penyebab nyeri dan dapat beradaptasi dengan rasa nyeri
5.      Alihkan perhatian klien dari rasa nyeri
R :             Dengan pengalihan dapat mengurangi perhatian klien terhadap rasa nyeri
6.      Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi analgetik
R :   Analgetik menekan pusat ransangan nyeri sehingga rasa nyeri berkurang

      Dx.2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan kekurangan nutrisi tubuh dapat diatasi
Kriteria hasil  :
-          Nafsu makan meningkat
-          Diet yang diberikan habis
-          Nilai Hb normal
INTERVENSI
1.      Kaji  tingkat  kebutuhan nutrsi klien
R : memberikan informasi untuk memudahkan intervensi
2.      Jelaskan pentingnya nutrisi bagi tubuh
R : dapat memotivasi klien untuk menghabiskan dietnya
3.      Anjurkan klien makan selagi hangat
R : diet yang hangat dapat menambah selera makan dan mengurangi mual
4.      Anjurkan klien makan sedikit tapi sering
R: makan sedikit memudahkan proses pencernaan
5.      5.   Anjurkan klien untuk makan diet TKTP
R : diet TKTP dapat memulihkan pemasukan yang adekuat.
6.      Kolaborasi dcngan tim gizi tentang diet bervariasi sesuai dengan kondisi klien
R : diet yang bevariasi dapat membantu memperbaiki gizi klien


Dx.3. Gangguan rasa aman : cemas b/d kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan rasa cemas berkurang /hilang
Kriteria hasil :
- Klien tampak rileks dan tenang
- Klien mengerti / memahami penyakit dan pengobatannya
INTERVENSI
1.      Bina HAM yang baik dengan klien dan keluarga
R : memudahkan untuk melakukan intervensi
2.      Dorong klien untuk mengungkapkan perasaanya
R : memberikan kesempatan, menilai rasa takut / cemas klien
3.      Pertahankan kontak sering dengan klien, bicara dengan menyentuh klien
R : memberi  keyakinan bahwa klien tak sendiri atau ditolak
4.      Jelaskan tentang penyakit, prosedur pengobatan, berikan kesempatan untuk bertanya        
R : informasi akurati memungkinkan klien menghadapi situasi lebih efektif dengan realita sehingga mengurangi cemas / ansietas
5.      Berikan informasi yang dapat dipercaya dan dukungan orang terdekat R  :  memungkinkan  untuk  intraksi  interpersonal  lebih  baik dan mengurangi cemas /ansietas
6.      Libatkan orang terdekat bila keputusan mayor akan dibuat
R : menjamin system pendukung untuk klien dan menghasilkan orang terdekat terlibat dengan tepat.
D)        Implementasi
Setelah rencana keperawatan tersusun, selanjutnya dilaksanakan dalam tindkaii yang nyata untuk mencapai hasil yang diharapkan . tindakan keperawatan harus cukup mendetail dan bersifat khusus agar semua tenaga kepcrawatan dapat melaksanakan dengan baik dalam waktu yang ditentukan sehingga menjamin intcraksi antara pcrawat dan klien

E)        Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari asuhan keperawatan untuk mengidentifikasi yang diharapkan dan mengevaluasi sejauh mana masalah klicn dapat diatasi. Hal ini dilakukan dengan membandingkan hasil yang didapat dengan criteria hasil yang telah ditetapkan

 
BAB III
TINJAUAN  KASUS

A.    Pengkajian Awal
1.      Identitas  Klien
Nama                           : Ny.S.
Umur                           : 34  tahun
Jenis Kelamin              : Perempuan
Agama                         : Islam
Suku Bangsa               : Minang
Pekerjaan                     : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan                  : SD
Status Perkawinan      : Kawin
Alamat                        :  Jln. Kampung baru Berok Kurao Pagang
M.R                             : 613829
2.      Identitas Suami
Nama                           : Tn. A
Umur                           : 43  tahun
Pekerjaan                     : Tani
Agama                         : Islam
Suku Bangsa               : Minang
3.      Informasi medik
Tanggal Masuk            : 08 November 2008
Diagnosa Medik          : Ca Serviks
Ruang Rawat              : Gynaaekologi
Cara masuk                 : Melalui IGD
Alasan Masuk             : Keluar darah merah kehitaman bercampur lender dari kemaluun sejak 1 minggu yang lalu   
Suhu                            : 36,4o C
Nadi                            : l00 x/i
Pernafasan                   : 24x / i
Tekanan Darah            : 130/70 mmHg
Alergi                          : Tidak ada
B.     Pengkajian Data Dasar
1.      Riwayat Kesehatan
a.       RKK
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini
b.      R.K.D
Klien tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi jantung
c.       R.K.S
Klien masuk ruang Gynackologi RSUP Dr M.Djamil Padang tanggal 08 – 11 – 2008 dengan keluhan keluar darah merah kehitaman bercampur lendir sejak 1 minggu yang lain. Pada saat dilakukan pengkajian tgl 10 – 11 - 2008 klien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah, pinggang dan panggul, tambah nyeri bila ditekan, klien mengatakan badannya lemah, nafsu makan tidak ada, mual, muntah 2x dan susah tidur.
2.      Riwayat Obstetri
a.       Riwayat menstruasi
Menarche                          : Umur 14 tahun
Lamanya                                       : 4 – 5 hari
Banyaknya                        : 3 - 4x ganti duk sehari
Warnanya                          : Merah Tua
Dismenor                           : Tidak ada
Siklus                                : Teratur
b.      Riwayat perkawinan dan persalinan
Kawin berapa kali             : 1 kali, tahun 1998
Umur waktu kawin           : 29 tahun
Jumlah anak                      : 3 orang
I     : Tahun 1999, spontan, cukup bulan, ditolong bidan
II.  : Tahun 2002 spontan, cukup bulan, ditolong bidan
III  : Tahun 2005, spontan, cukup bulan, ditolong bidan.
c.       Riwayat keluarga berencana
Klien ikut KB   yaitu dengan menggunakan pil KB

3.      Pemeriksaan Fisik
a.       Keadaan Umum : klien tampak lemah, kesadaran komposmentis
b.      Tanda tanda vital :
TD             : 130/70 mmHg
Nadi          : 100x/i
Pernafasan : 24 x/i
Suhu         : 36,4°C
c.       Kepala       : Hygiene   kepala bersih, tidak berketombe, rambut tidak rontok
d.      Wajah        : Wajah tampak pucat dan meringis, ekspresi wajah tegang
e.       Mata         : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis, selera tidak iktorik, palpebra tidak edema, pupil reflek cahaya (+)
f.       Mulut dan gigi : Mukosa mulut basah, gigi ada aeries, tidak bersih, tonsil tidak meradang.
g.       Leher        :  Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan tiroid. h.
h.      Dada / thorax
-          Paru paru         :           I  = Simetris kiri dan kanan
P = Fremitus sama kiri dan kanan
P = Sonor
A = Vesicular
-          Jantung            :           I   = Ictus tcrlihat 1 jari LMCS RIC V
P = Ictus tcraba 1 jari LMCS RIC V
P = Batas jantung normal
A = Irama tcratur, bising tidak ada
i.        Abdomen              :           I = Tidak membuncit , ada bekas luka
                                                                  jahitan operasi di perut bagian bawah
P = Hepar dan lion tidka teraba, nyeri tekan
       pada perut bagian bawah
P = Timpani
A = Bising usus normal

j.        Genitourinaria       :           Kateter terpasang, perdarahan tidak ada,
                                                keluar cairan kekuningan dari vagina
k.      Ekstremitas           :           Tidak ada kelemahan otot dan edema
                                                Ekstremitas atas kuning dapat bergerak  
                                                bebas karena terpasang infuse.
4.      Aktivitas Sehari Hari
a.       Makan dan minurn
Makan :
-          Sehat   : 3 x sehari, nasi + lauk + sayur, 1 porsi, tidak ada keluhan
-          Sakit    : 3 x schari, nasi + lauk + sayur, 1/3 porsi, malas makan
Minum :
-          Sehat   : 8-9 gls/hr, air putih + susu, tidak ada keluhan
-          Sakit    : 6-7 gls/hari, air putih + susu, tidak ada keluhan
b.      Eliminasi
BAB :
-          Sehat   : 1 x sehari, kekuningan, padat, tidak ada keluhan
-          Sakit    : 1 x 3 hari, kecoklatan, keras, sedikit dan susah BAB. BAK   
-          Sehat   : 8 - 9 x sehari, wama jernih, tidak ada keluhan
-          Sakit    : 1000 cc/hr, warna kemerahan, klien pasang keteter.
c.       Istirahat dan tidur
sehat: 7-8 jam sehari, nyenyak, tidak ada keluhan
sakit: 5-6 jam sehari, sering terbangun karena sakit dan bising lingkungan
d.      Personal hygiene
Mandi        : sehat: 2 x sehari, pakai sabun mandi
sakit: 1 x sehari, dilaporkan oleh kelompok / petugas di tempat tidur
Gosok gigi, sehat : 2 x sehari, pakai odol
                    sakit : 1 x sehari, pakai odol, di bantu keluarga
Cuci rumbut, sehat : 3 x seminggu, pakai sampo
                      sakit : 1 x 3 hari, di lap saja.


5.      Data Psikologis
Klien cemas dengan penyakitnya, sering menanyakan tentang penyakit dan pengobatan yang akan dijalani terhadap kesembuhan penyakitnya.
6.      Data sosial ekonomi
Hubungan klien dengan keluarga harmonis, klien selalu ditunggui oleh anaknya.
Klien  berasal dari keluarga ekonomi menengah kebawah.  Biaya pengobatan klien ditanggung jamkesmas (jaminan kesehatan masyarakat)
7.      Data spiritual
Klien seorang muslim, sewaktu sehat taat beribadah , selama sakit ibadah klien terganggu
8.      Data penunjang

Hasil Labor tgl  9 November 2008
Hb                               8,3 %
Leucosit                      92.000/ mm3
Trombosit                    303.000 / mm3
HT                               25 %
Gula darah sewaktu    324 mg/dl
Ureum                         80 mg/dl
Kreatinin                     2,0 mg/dl
Natrium                       132  mg/dl
Kalium                        5,6 mg/dl
Klorida                        80 mg/dl
Natrium                       131 mg/dl
Kalium                        5,5 mg/dl
Klorida                        100 mg/dl
Total protein                5,7 g/dl
Globulin                      2,5 g/dl
Globubilicubin totallin 0,7 mg/dl
SGOT                          23 u/l
SGPT                          8 u/1
Hasil Labor tgl 10 November 2008
Gula darah sewaktu    445 mg/dl
Total kolesterol           220 mg/dl
HDL kolesterol           36 mg/dl
LDL kolesterol            132 mg/dl
Trigliserida                  215 mg/dl
Ureum                         90 mg/dl
Kreatinin                     3,2 mg/dl
PT                                10,8
APTT                          32,8

ANALISIS DATA
Nama         : Ny. S
No. MR     :61 38 29
No
Data
Masalah
Etiologi
1
Do:
-          Klien tampak meringis
-          Klien tampak gelisah
-          Nyeri  tekan pada abdomen bagian bawah
-          TD:130/70 mmHg
-          N : 100 x / i
-          P : 24 x / i
DS :  Klien  mengatakan nyeri pada perut bagian bawah, pinggang dan panggul
Gangguan rasa nyaman nyeri






Proses penyakit (destruksi jaringan saraf)




2
Do
-          Klien tampak lemah
-          muntah 2 x
-          Diet yang diberikan tidak habis
-          Klien  mengatakan  nafsu makan berkurang dan mual
-          Klien    mengatakan    diet hanya habis 1/3 porsi
-          Klien   mengatakan   badan nya terasa lemah


Penambahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Intake yang tidak adekuat

3
Do :
-          Klien gelisah
-          Ekspresi wajah tegang
-          Klien tampak cemas
-          TD  :130/70 mmHg
-          N :100 x / i
-          P  : 24  x / i

DS :
-          Klien  mengatakan  cemas dengan penyakitnya
-          Klien sering menanyakan tentang  pengobatan  yang akan dijalaninya

Gangguan  rasa  aman cemas

Kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan




DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

No

Tgl muncul

Diagnosa Keperawatan

Tangal Teratasi

Tanda  Tangan

1
10 November
Gangguan rasa nyaman  :  nyeri  b/d
proses penyakit   (destruksi jaringan saraf)


2
10 November 2008
Perubahan    nutrisi     :     kurang    dari
kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak
adekuat


3
10 November 2008
Gangguan   rasa  aman   : cemas b.d kurangnya      pengetahuan tentang pcnyakit dan pengobatan





PERENCANAAN KEPERAWATAN

NO

DIAGNOSA KEPERAWATAN

TUJUAN
INTERVENSI

RASIONAL

1
Ganguan   rasa   nyaman : nyeri
b/d proses penyakit
(destruksi   Jaringan
saraf)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam nyeri yang dirasakan berkurang / klien da pat beradaptasi dengan nyeri kriteria hasil:
- Klien tenang
- Nyeri berkurang
- TTV normal

1.      Tentukan riwayat nyeri (lokasi, frekuensi, durasi dan intensitas)


2.      Berikan tindakan ke nyamanan dasar (massase, perubahan posisi)

3.      Ajarkan dan anjur kan klien untuk teknik relaksasi (nafas dalam)


4.      Jelaskan penyebab dari nyeri pada klien



5.      Alihkan perhatian klien dari rasa nyeri



6.      Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi analgetik sesuai indikasi

1.      Informasi memberikan data dasar untuk meng evaluasi kebutuhan / Keefektifan intervensi
2.      Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian
3.      Memungkinkan klien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkatkan rasa kon trol
4.      Diharapkan klien mengetahui penyebab nyeri dan dapat beradaptasi dengan rasa nyeri
5.      Dengan pengalihan dapat mengurangi perhatian klien terhadap rasa nyeri
6.      Analgetik menekan pusat ransangan nyeri sehingga rasa nyeri berkurang.
2

























Perubahan nutrisi kurang dari kcbutu han tubuh b/d intake yang tidak adekuat

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam kekurangan nutrisi tubuh dapat diatasi dengan kriteria hasil
-          Nafsu  makan  meningkat
-          Diet yang   diberikan habis

1.        Kaji tingkat kebutuhan nutrisi klien

2.        Jelaskan pentingnya nutrisi bagi tubuh

3.        Anjurkan klien makan diet selagi hangat
4.        Anjurkan klien makan sedikit tapi sering
5.        Anjurkan klien untuk makan diet TKTP


6.        Kolaborasi dengan tim gizi tentang diet bervariasi sesuai dengan kondisi klien
1.    Memberikan  informasi    untuk   melanjutkan intervensi
2.    Dapat memotivasi klien untuk  mengbabiskan dietnya
3.    Diet yang hangat dapat menambah selera makan
4.    Memudahkan   proses pencemaan

5.    Diet    TKTP    dapat menggantikan asukapan nutrisi yang adekuat
6.    Diet  yang bervariasi dapat membantu memperbaiki gizi klien.

3
Gangguan         rasa aman : cemas b/d   kurangnya   pe ngetahuan    tcntang
penyakit dan pengobatan

Setelah dilakukan tindakan     keperawatan selama 2 x pertemuan rasa    cemas     klien hilang   /    berkurang dengan kriteria hasil
-          Klien tampak rileks dan tenang
-          Klien mengerti/ memahami penyakitnya

1.        Bina   HAM   yang baik   dengan   klien dan keluarga
2.        Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan

3.        Pertahankan kontak sering dengan klien, bicara dengan menyentuh klien
4.        Jelaskan tentang penyakit, prosedur pengobatan, berikan kesempatan untuk bertanya



5.        Berikan informasi yang dapat dipercaya   dan   dukungan orang terdekat

6.        Libatkan        orang terdekat bila keputusan    mayor akan dibuat.

1.  Memudahkan    untuk melakukan intervensi
2.  Memberikan     kesempatan    menilai rasa takut / cemas
3.  Memberi     keyakinan bahwa klien tak diri atau ditolak

4.  Informasi   akurat mungkinkan       klien menghadapi situasi lebih efektif dengan realita sehingga mengurangi ansietas
5.  Memungkinkan untuk interaksi interpersonal lebih baik dan menurunkan ansietas
6.  Menjamin sitempendukung  untuk klien dan     memungkinkan orang terdekat terlibat dengan tepat.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama         : Ny. S
No. MR     :61 38 29
NO. Dx
Tanggal / Jam
IMPLEMENTASI
Tanggal / Jam
EVALUASI
1.





















2.













3.
10-11-08
Jam 08.00


















10-11-08
Jam 11.00










10-11-08
Jam 15.00

1.      menentukan riwayat nyeri (lokasi, frekuensi, durasi dan intensitas)
2.      memberikan tindakan ke nyamanan dasar (massase, perubahan posisi)
3.      mengajarkan dan anjur kan klien untuk teknik relaksasi (nafas dalam)
4.      menjelaskan penyebab dari nyeri pada klien
5.      mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri
6.      Kolaborasi dengan tim medis dalam mememberian terapi analgetik sesuai indikasi






1.        mengkaji tingkat kebutuhan nutrisi klien
2.        menjelaskan pentingnya nutrisi bagi tubuh
3.        menganjurkan klien makan diet selagi hangat
4.        menganjurkan klien makan sedikit tapi sering
5.        menganjurkan klien untuk makan diet TKTP
6.        Kolaborasi dengan tim gizi tentang diet bervariasi sesuai dengan kondisi klien

1. Membina   HAM   yang baik   dengan   klien dan keluarga
2. mendorong klien untuk mengungkapkan perasaan
3. Mempertahankan kontak sering dengan klien, bicara dengan menyentuh klien
4. Menjelaskan tentang penyakit, prosedur pengobatan, berikan kesempatan untuk bertanya
5. Memberikan informasi yang dapat dipercaya   dan   dukungan orang terdekat
6. Melibatkan        orang terdekat bila keputusan    mayor akan dibuat.
10-11-08
Jam 09.00


















10-11-08
Jam 12.00










10-11-08
Jam 17.00
S: klien mengatakan nyeri sudah mulai berkurang
O: - klien tenang
    - nyeri berkurang
    - TD  = 120/80 mmHg
   - N = 80 x/i
   - RR = 20 x/i
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan:
  - berikan tindakan ke nyamanan dasar (massase, perubahan posisi)
  - alihkan perhatian klien dari rasa nyeri
  - ajarkan dan anjur kan klien untuk teknik relaksasi (nafas dalam)
  - Kolaborasi dengan tim medis dalam mememberian terapi analgetik sesuai indikasi

S: klien mengatakan nafsu makannya mulai meningkat
O: - diit habis ½ porsi
A: masalah teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
 - anjurkan klien makan diet selagi hangat
 - anjurkan klien makan sedikit tapi sering
 - Kolaborasi dengan tim gizi tentang diet bervariasi sesuai dengan kondisi klien


S: Klien mengatakan sudah mengerti dan memahami penyakitnya

O: Klien tampak rileks dan tenang

A: masalah teratasi

P: intervensi dihentikan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemeriksaan Kramer pada Ikterik Neonatus

PENGERTIAN Pemeriksaan Kramer adalah suatu pemeriksaan (tindakan atau cara) dalam menilai / menentukan derajat ikterus yang merupakan risiko terjadinya kern-ikterus. Ikterus, yaitu perubahan warna kuning pada kulit, membrane mukosa, sclera dan organ lain yang disebabkan oleh peningkatan kadar bilirubin di dalam darah. Kern-ikterus(ensefalopati bilirubin) adalah suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada otak. TUJUAN Pemeriksaan Kramer dilakukan untuk menilai kadar bilirubin didalam darah dan menentukan derajat ikterus pada bayi baru lahir. MANFAAT Pemeriksaan Kramer dilakukan untuk: Menghilangkan/mengatasi penyebab. Mencegah peningkatan kadar bilirubin lebih lanjut Menentukan asuhan kebidanan yang akan diberikan pada bayi dengan ikterus Merumuskan diagnosa kebidanan dan menentukan prioritas pada masalah bayi dengan Ikterus neonatorum Melaksanakan dan mengantisipasi masalah potensial / diagnosa lain pada bayi dengan Ikterus neonatorum Mengambil

Information Technology; Alliance Hospital installs Keane's patient management system

 2004 JUL 31 - (NewsRx.com & NewsRx.net) -- Keane, Inc., (KEA) announced that Alliance Hospital in Odessa, Texas, has successfully completed the implementation of Keane's comprehensive Healthcare Information System, which includes the Patcom Plus patient management system, ahead of schedule in an unprecedented 60 days. Patcom Plus is a highly acclaimed suite of software modules that helps hospitals of all sizes increase revenue and cash flow, decrease days outstanding for accounts receivables, and improve revenue cycle management. Recently named the industry's leading patient accounting system for the second consecutive year by KLAS Enterprises, Patcom Plus is known for its flexibility and strength in meeting federal and state billing regulations. "We were familiar with the benefits of Patcom Plus and selected it to provide the solid financial footing needed to support our growing healthcare organization. In the short time since going live on the system, we have alrea

Apa perbedaan antara implan payudara saline dan silikon?

Implan payudara, baik saline maupun silikon, keduanya sama-sama terbungkus oleh kantung silikon, hanya berbeda bahan dan konsistensinya saja.     Saline     Implan berbahan saline terdiri dari cairan garam steril. Ketika dimasukkan ke dalam payudara, implan saline kosong dan kemudian diisi di dalam payudara     Silikon     Implan berbahan silikon terdiri dari silikon gel, yaitu suatu cairan tebal dan lengket yang menyerupai lemak manusia. Kebanyakan wanita merasakan implant payudara silikon terlihat dan terasa lebih natural seperti jaringan payudara alami Apa saja risiko implan payudara?     Jaringan parut yang mengganggu bentuk impan payudara (kapsula kontraktur)     Nyeri payudara     Infeksi     Perubahan sensasi pada puting dan payudara, biasanya bersifat sementara     Kebocoran atau ruptur implan Apa yang terjadi jika terdapat robekan pada implan?     Ruptur implan saline     Jika terdapat robekan pada implan jenis ini, maka implan akan langsung mengempis dan