Langsung ke konten utama

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


I.       DATA UMUM
a.      Identitas Kepala Keluarga
Nama         : Tn. C                         Pendidikan      : S1
Umur         : 65 Tahun                   Pekerjaan         : PNS
Agama       : Islam                         Alamat                        : jln. Plam No. 11 Padang
Suku          : Minang

b.      Komposisi Keluarga
No
Nama
Jk
Hub. Klg
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
1
2
3
4
5
Ny. L
An. C
An. F
An. T
An. Z
P
P
L
P
P
Istri
Anak
Anak
Anak
Anak
63 Th
22 Th
17 Th
9 Th
3 Th
SMP
D1
SMK
SD
Belum Sekolah
IRT
Mahasiswi
Siswa
Siswa
-

c.       Genogram


 






Keterangan:                       laki-laki
                                          Perempuan
                                /         Meninggal
                                          Penderita



d.      Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn.C adalah tipe keluarga nuclear family yang terdiri dari Tn.C sebagai kepala keluarga, Ny. L sebagai istri dan An. C, An. F, An. T dan An. Z sebagai anak.
e.        Suku Bangsa
Keluarga Tn. C bersuku minang dan pada keluarga Tn. C terdapat kebiasaan pola makan yang kurang bergizi. Dalam mengasuh anak sesuai dengan budaya yang dianut keluarga.
f.        Agama
Agama yang dianut oleh keluarga Tn. C adalah islam. Keluarga Tn. C biasanya melakukan shalat 5 waktu dirumah  tapi kadang-kadang melaksanakan shalat berjama’ah dimasyarakat
g.      status social ekonomi
Tn. C adalah seorang PNS yang gajinya pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Penghasilan Tn. C kurang lebih 2juta per bulan. Ny. L bekerja sebagai IRT dan anak-anaknya sedang melanjutkan pendidikan kecuali An. Z karena belum sekolah.
h.      aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga Tn. C mempunyai aktivitas rekreasi yang tidak terjadwal. aktivitas rekreasi biasanya berkumpul dengan keluarga lain. Pada sore hari biasanya Ny. L duduk-duduk didepan rumah bersama anaknya. Jenis rekreasi lainnya adalah menonton TV bersama anggota keluarga  sambil bercanda dengan anak.

II.    RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a.      Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. C adalah tahap perkembangan keluarga dengan Dewasa Muda.
b.      tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah persiapan anaknya untuk melanjutkan pendidikanya lagi ke yang lebih tinggi. An. C mau meneruskan kuliahnya dan An. F mau tamat SMK dan melanjutkan ke bangku perkuliahan.
c.       riwayat keluarga inti
Tn. C dan Ny. L sudah menikah selama 23 tahun yang lalu, setelah satu tahun menikah baru dikaruniai anak. Tn. C sering mengeluh tulangnya sakit sakit jika makan makanan seperti buah melinjo, kacang panjang dan sayur paku. Serta jika terlalu lama di air. Tn. C sudah lama mengalami sakit ini dan hanya diobati dengan tidak mengkonsumsi makanan itu dan tidak lala-lama dalam air. Tn. C juga sering memgeluh giginya sakit jika minuk atau makan makanan yang terlalu manis. Ny. L mengeluh badanya bertambah besar dan Ny. L pun cemas takut terkena penyakit karna dia mengganggap dirinya sudah tua. An. C, An. T dan An. Z tidak ada keluhan dan riwayat imunisasi lengkap. Sedangkan An. F mengeluh kepalanya sakit.
d.      riwayat keluarga sebelumnya
Ny. L mengatakan bahwa dia pernah mengalami penyakit TB Paru 10 tahun yang lalu dan dia sudah dinyatakan sembuh setelah berobat ke dokter. Dari keluarga Ny. K ada riwayat keturunan penyakit Hipertensi sedangkan dari keluarga Tn. C tidak ada riwayat penyakit keturunan.

III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
a.      karakteristik rumah
Rumah yang dimiliki oleh keluarga Tn. C adalah permanent dan milik pribadi, yang terdiri dari 2 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 4 kamar tidur, 2 kamar mandi, 1 ruang makan, 1 dapur dan 1 ruangan kosong (gudang). rumah tersebut berlantai keramik dan dindingnya terbuat dari bata dan semen. mereka menggunakan lampu listrik sebagai penerangan.
Peralatan yang ada dirumah Tn. C adalah perabotan rumah tangga yang sederhana  serta peralatan dapur. terlihat keluarga mempunyai TV sebagai media informasi dan hiburan. Sedangkan penyediaan air bersih berasal dari sumur. Keluarga mengatakan sampah rumah tangga yang telah dikumpulkan biasanya dibakar dan kadang-kadang ditimbun. Keadaan rumah bersih.





b.      Denah rumah









c.       karakteristik tetangga dan komunitas RW
keluarga Tn. C dengan tetangga berjalan dengan baik. tipe komunitas sifatnya homogen, yaitu umumnya bersuku minang walaupun dari berbagai daerah disumatra barat.
d.      mobilitas geografis
Keluarga Tn.C adalah penduduk asli yang mana mata pencarian keluarganya adalah sebagai seorang PNS.
e.       perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn.m lebih sering berinteraksi dengan istri dan anaknya pada sore dan malam hari. Aktifitas yang dilakukan biasanya menonton TV, bercanda dengan anak mereka dan menceritakan pengalaman masing-masing sambil memainkan alat musik.
Sedangkan dengan masyarakat lingkungan perumahan interaksi berjalan dengan baik.Ny. L ikut dalam kader, arisan, dan wirid. Begitu pula dengan Tn. C juga ikut jika ada acara gotong royong dan kerja bakti.
f.        sisitem pendukung keluarga
Keluarga Tn. C menggunakan system pendukung yang tersedia  di lingkungannya seperti: puskesmas, rumah sakit dan praktek dokter. Kalau berobat ke puskesmas keluarga Tn. C menggunakan kartu ASKES.




IV. STRUKTUR KELUARGA
a.      pola komunikasi keluarga
Kelurga Tn.J mempunyai pola komunikasi yang cukup baik ,terbuka dan dua arah anggota keluarga mengutarakan keinginan-keinginan dan perasaan secara terbuka .bila timbul masalah dalam keluarga berusaha mendiskusikan dan memberikan umpan balik yang tepat. Tidak ada pola komunikasi disfungsional yang ditemukan dalam keluarga. Sebagai pengambil keputusan dalam suatu masalah setelah dimusyawarahkan yaitu Tn. C.
b.      struktur kekuatan keluarga
Tn. C merupakan pemegang kendali rumah tangga yang sekaligus berperan sebagai kepala keluarga. Proses pengambilan keputusan dalam keluarga ini dengan cara musyawarah antara Tn. C dan Ny. L  dan anak-anaknya. menurut Ny. L suaminya adalah seorang yang tidak pemarah dan pengertian terhadap istri dan sayang terhadap anak mereka. Ny. L mengendalikan pendapatan untuk digunakan sebagai pengeluaran rumah tangga dan pengeluaran wajib lainya  seperti tagihan litrik, biaya pendidikan anak dan biaya tidak terduga .
c.       struktur peran
Saat ini Tn. C berperan sebagai bapak dan sekaligus merangkap sebagai kepala keluarga  dan bertindak mencari nafkah. Sedangkan Ny. L berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengurus suami, rumah dan mengurus anak serta An. C sebagai kakak yang patut dijadikan contoh untuk adik-adiknya.
d.      nilai dan norma keluarga
Kelurga Tn. C menganggap nilai dan norma sesuai dengan apa yang ada dimasyarakat. Tn. C mengatakan tidak percaya pada dukun atau para normal lainnya. Namun Tn. C selalu yakin pada do’a yang selalu dihaturkanya  kepada allah akan memberi berkah pada keluarganya. kalau sakit Tn. C dan keluarga biasanya pergi berobat ke pelayanan kesehatan.

V.    FUNGSI KELUARGA
a.      Fungsi Afektif
Antara Tn. C, Ny. L dan 4 anaknya tampak saling menyayangi. Tn . C mencari nafkah untuk kelurganya dan dia tidak pernah mengeluh dan jarang sekali terjadi pertengkaran dalam kelurga ini.walaupun kadang-kadang terdapat suatu masalah tapi dapat diselesaikan oleh keluarga dengan jalan musyswarah.
b.      Fungsi Sosialisasi
Dengan lingkungan sekitar keluarga Tn. C mudah berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan dan sering mengajak anak-anak mereka untuk mengunjungi keluarga yang lain
c.       Fungsi Perawatan Kesehatan
Bagi keluarga Tn. C  sehat adalah bila keluarga dapat melaksanakan seluruh aktifitas dengan baik tanpa ada gangguan seperti demam, flu, sakit kepala dan yang lainya (penurunan kesehatan). Sedangkan sakit adalah suatu keadaan dimana kesehatan menurun sehingga mengganggu aktifitas yang biasanya dilakukan.
d.      fungsi reproduksi
Kelurga Tn. C berharap tidak mendapatkan anak lagi karena sudah dianggap cukup. Ny. L menggunakan kontrasepsi.
e.       fungsi ekonomi
Tn. C dapat memenuhi keuangankeluarganya dan Ny. L mengontrol penggunaan uangnya dengan baik. Keluarga mampu memenuhi kebutuhan pangan dan sandang yang cukup.

VI. SETRESS DAN KOPING KELUARGA
a.       stressor jangka pendek
Perubahan kesehatan pada Tn. C yang sering sakit atau penykitnya sering kambuh sehingga menimbulkan perasaan cemas pada Tn. C. Dia takut kalau dia sakit bagaimana dia bekerja untuk mencari nafkah untuk keluarganya.
b.      Stressor jangka panjang
Tn. C cukup kwatir untuk kehidupan mendatang dengan jaman yang selalu berubah, apakah dia sanggup untuk melanjutkan pendidikan anak-anaknya serta pendidikan Tn. C sendiri.
c.       kemampuan keluarga berespon
Terhadap setress jangka pendek keluarga akan membawa Tn. C untuk melanjutkan pengobatanya serta mengontrol asupan makananya.
d.      strategi koping yang digunakan
Kelurga menggunakan system dukungan sosialnya. sedangkan jika ada masalah kelurga berusaha untuk mendiskusikannya untuk mencari jalan penyelesaianya.
e.       strategi adaptasi disfungsional
Keluarga tidak mempunyai adaptasi disfungsional.
f.        harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada
Harapan keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapi adalah agar masalah tersebut dapat diatasi dan keluarga dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa gangguan kesehatan.
Harapan keluarga terhadap kunjungan perawat keluarga adalah perawat keluarga dapat memberikan solusi yang tepat terhadap masalah yang dihadapi keluarga dan membantu keluarga mengatasi masalah tersebut. Selain itu dengan adanya kunjungan rumah tersebut keluarga berharap dapat menambah pengetahuan mereka tentang kesehatan.
ANALISA DATA
No
DATA
Masalah
Diagnosa
1
DS:
­   Kelurga mengatakan bahwa Tn. C sudah cukup lama menderita reumatik
­   Menurut keluarga reumatik itu adalah sakit tulang karena makanan dan suhu dingin
­   Menurut keluarga tanda dan gejala reumatik itu sakit tulang jika makan makanan pantangan dan suhu dingin
­   Tn. C mengeluh tulangnya jika makan makanan seperti buah melinjo, kacang kacangan dan sayur paku
­   Tn. C mengatakan bahwa saat ini ia mencoba mengatur atau menghindari makanan yang dapat menyebabkan kambuh penyakitnya  dan melanjutkan pengobatan yang sedang dijalaninya.

 DO:
­   Keluarga tidak dapat menyebutkan akibat lanjut sakit reumatik
­   Keluarga bertanya bagaimana perawatan bagi penderita penyakit reumatik
Potensial pola nutrisi pada Tn. C, keluarga Tn. C
Potensial pola nutrisi pada Tn. C keluarga Tn. C b.d kurang kemampuan  keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah reumatik.
2
DS:
­   Keluarga mengatakan Tn. C sering tampak kesakitan
­   Tn. C mengatakan sakitnya sering kambuh walaupun sudah mengurangi makanan yang menyebabkan reumatik
­   Keluarga mengatakan suhu didaerahnya dingin pada malam hari.

DO:
­   Tn. C tampak menyeringis
­   Keluarga tidak mengetahui akibat lanjut dari penyakit reumatik
Gagguan rasa nyaman : nyeri pada Tn. C keluarga Tn. C
Gagguan rasa nyaman : nyeri pada Tn. C keluarga Tn. C b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.












SKORING ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa keperawatan 1: Potensial pola nutrisi pada Tn. C, keluarga Tn. C b.d kurang kemampuan  keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah reumatik.
NO
KRITERIA
NILAI
BOBOT
SKOR
PEMBENARAN
1
Sifat masalah:
§  Actual : 3
§  Resiko : 2
§  Potensial : 1
1
1
1/3x1= 1/3
Sifat masalah dikatakan potensial karena merupakan peningkatan keteraturan pola makan dengan konsumsi  yang benar. Karena masalah timbul jika mengkonsumsi makanan tersebut.
2
Kemungkinan masalah tidak dapat diubah:
§  Mudah : 2
§  Sebagian : 1
§  Tidak dapat : 0
1
2
1/2x2= 1
Masalah dapat diubah jika segera dilakukan intervensi yang tepat, namun intervensi ini harus dilakukan oleh keluarga yang mana butuh evaluasi apakah tindakan tepat/tidak, keluarga harus selalu memperhatikan asupan makanan.
3
Potensial masalah dapat dicegah:
§  Tinggi : 3
§  Cukup : 2
§  Rendah : 1
2
1
2/3x1=2/3
Masalah tidak dapat langsung diatasi dengan perawatan singkat, tapi harus kerja sama dengan anggota keluarga untuk mendapatkan hasil yang baik.
4
Menonjolnya masalah:
§  Masalah berat, harus segera ditangani : 2
§  Ada masalah tapi tidak perlu ditangani : 1
§  Masalah tidak dirasakan : 0
2
1
2/2x1= 1
Keluarga merasakan masalah yang ada mengganggu karena membuat keluarga tidak dapat melakukan pekerjaan sehingga dapat menurunkan status kesehatan klien dan mengganggu kenyamanan klien.

Total  Skor
3


Diagnosa keperawatan 2 : Gagguan rasa nyaman : nyeri pada Tn. C keluarga Tn.C  b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
NO
KRITERIA
NILAI
BOBOT
SKOR
PEMBENARAN
1
Sifat masalah:
§  Actual : 3
§  Resiko : 2
§  Potensial : 1
3
1
3/3x1= 1
Masalah ini telah actual dan bila tidak ditangani maka akan mengganggu kesehatan klien yaitu nyeri pada tulang ekstremitas klien
2
Kemungkinan masalah tidak dapat diubah:
§  Mudah : 2
§  Sebagian : 1
§  Tidak dapat : 0
1
2
1/2x2= 1
Informasi tantang reumatik cukup banyak. Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegahnya dapat lebih ditingkatkan lagi oleh keluarga.
3.
Potensial masalah dapat dicegah:
§  Tinggi : 3
§  Cukup : 2
§  Rendah : 1
2
1
2/3x1= 2/3
Masalah dirasakan tiap klien mengkonsumsi makanan itu.
4
Menonjolnya masalah:
§  Masalah berat, harus segera ditangani : 2
§  Ada masalah tapi tidak perlu ditangani : 1
§  Masalah tidak dirasakan : 0
2
1
2/2x1= 1
Kelurga melihat bahwa permasalahan adalah berat harus segera ditangani.
Total Skor
3 2/3



DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS
1. Gagguan rasa nyaman : nyeri pada Tn. C keluarga Tn.C  b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
2. Potensial pola nutrisi pada Tn. C, keluarga Tn. C b.d kurang kemampuan  keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah reumatik

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemeriksaan Kramer pada Ikterik Neonatus

PENGERTIAN Pemeriksaan Kramer adalah suatu pemeriksaan (tindakan atau cara) dalam menilai / menentukan derajat ikterus yang merupakan risiko terjadinya kern-ikterus. Ikterus, yaitu perubahan warna kuning pada kulit, membrane mukosa, sclera dan organ lain yang disebabkan oleh peningkatan kadar bilirubin di dalam darah. Kern-ikterus(ensefalopati bilirubin) adalah suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada otak. TUJUAN Pemeriksaan Kramer dilakukan untuk menilai kadar bilirubin didalam darah dan menentukan derajat ikterus pada bayi baru lahir. MANFAAT Pemeriksaan Kramer dilakukan untuk: Menghilangkan/mengatasi penyebab. Mencegah peningkatan kadar bilirubin lebih lanjut Menentukan asuhan kebidanan yang akan diberikan pada bayi dengan ikterus Merumuskan diagnosa kebidanan dan menentukan prioritas pada masalah bayi dengan Ikterus neonatorum Melaksanakan dan mengantisipasi masalah potensial / diagnosa lain pada bayi dengan Ikterus neonatorum Mengambil

Information Technology; Alliance Hospital installs Keane's patient management system

 2004 JUL 31 - (NewsRx.com & NewsRx.net) -- Keane, Inc., (KEA) announced that Alliance Hospital in Odessa, Texas, has successfully completed the implementation of Keane's comprehensive Healthcare Information System, which includes the Patcom Plus patient management system, ahead of schedule in an unprecedented 60 days. Patcom Plus is a highly acclaimed suite of software modules that helps hospitals of all sizes increase revenue and cash flow, decrease days outstanding for accounts receivables, and improve revenue cycle management. Recently named the industry's leading patient accounting system for the second consecutive year by KLAS Enterprises, Patcom Plus is known for its flexibility and strength in meeting federal and state billing regulations. "We were familiar with the benefits of Patcom Plus and selected it to provide the solid financial footing needed to support our growing healthcare organization. In the short time since going live on the system, we have alrea

Apa perbedaan antara implan payudara saline dan silikon?

Implan payudara, baik saline maupun silikon, keduanya sama-sama terbungkus oleh kantung silikon, hanya berbeda bahan dan konsistensinya saja.     Saline     Implan berbahan saline terdiri dari cairan garam steril. Ketika dimasukkan ke dalam payudara, implan saline kosong dan kemudian diisi di dalam payudara     Silikon     Implan berbahan silikon terdiri dari silikon gel, yaitu suatu cairan tebal dan lengket yang menyerupai lemak manusia. Kebanyakan wanita merasakan implant payudara silikon terlihat dan terasa lebih natural seperti jaringan payudara alami Apa saja risiko implan payudara?     Jaringan parut yang mengganggu bentuk impan payudara (kapsula kontraktur)     Nyeri payudara     Infeksi     Perubahan sensasi pada puting dan payudara, biasanya bersifat sementara     Kebocoran atau ruptur implan Apa yang terjadi jika terdapat robekan pada implan?     Ruptur implan saline     Jika terdapat robekan pada implan jenis ini, maka implan akan langsung mengempis dan