Apa yang akan anda lakukan jika anda menemukan seseorang yang mengalami kecelakaan atau seseorang yang terbaring di suatu tempat tanpa bernapas spontan? apakah anda dapat menentukan orang tersebut sudah mati ?
Seseorang yang mengalami henti napas ataupun henti jantung belum tentu ia mengalami kematian, mereka masih dapat ditolong. Dengan melakukan tindakan pertolongan pertama, seseorang yang henti napas dan henti jantung dapat dipulihkan kembali.
Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan untuk memulihkan kembali seseorang yang mengalami henti napas dan henti jantung disebut bantuan hidup dasar, atau dalam istilah Inggris disebut Basic Life Support.
Algoritma Bantuan Hidup Dasar
Ø Jika menemukan seseorang (selanjutnya disebut penderita) dalam keadaan tidak sadar, lakukan :
• Perhatikan keadaan sekitar. Perhatikan dahulu keselamatan diri anda sebelum menolong orang lain.
• Periksa apakah penderita tersebut tidak responsif, lakukan dengan mengguncangkan tubuhnya atau panggil dengan nama sapaan.
• Mintalah bantuan
Ø Jika penderita tidak responsif, lakukan :
• Mulailah ABC, yaitu :
ü A, Airway. Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan napas. Ini meliputi pemeriksaan adanya sumbatan jalan napas yang dapat disebabkan benda asing, fraktur tulang wajah, fraktur rahang bawah atau rahang atas, fraktur batang tenggorok. Usaha untuk membebaskan airway harus melindungi tulang leher. Dalam hal ini dapat dilakukan chin lift atau jaw thrust. Pada penderita yang dapat berbicara, dapat dianggap jalan napas bersih, walaupun demikian penilaian ulang terhadap airway harus tetap dilakukan.
ü B, Breathing. Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik. Pertukaran gas yang terjadi pada saat bernapas mutlak untuk pertukaran oksigen dan mengeluarkan karbondioksida dari tubuh. Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru, dinding dada, dan diafragma. Setiap komponen ini harus dievaluasi dengan cepat. Periksa breathing dengan cara Lihat, Dengar, dan Rasakan.
Ø Jika penderita bernapas :
ü Jika pernapasannya optimal dengan frekuensi normal, tempatkan penderita pada posisi pemulihan.
ü Jika pernapasannya tidak optimal dan frekuensinya lebih cepat atau lebih lambat dari normal, lakukan tiupan napas dengan 1 tiupan setiap 5 detik.
ü Periksa denyut nadi pada daerah samping leher, tiap 30 sampai 60 detik.
Ø Jika penderita tidak bernapas :
ü Lakukan pernapasan dari mulut ke mulut (mouth to mouth) atau dari mulut ke hidung (mouth to nose), dengan tiupan napas perlahan. Lakukan 2 detik per tiupan napas.
ü Periksa C (Circulation), dengan cek denyut nadi.
Ø Penderita dengan sirkulasi :
ü Mulai lakukan pernapasan buatan, 1 tiupan napas tiap 5 detik.
ü Monitor terus denyut nadi tiap 30 sampai 60 detik.
Ø Penderita tanpa sirkulasi :
ü Mulailah kompresi dada
ü Kombinasikan kompresi dan pernapasan buatan (disebut resusitasi jantung paru)
ü Lakukan dengan 15 kompresi dan 2 tiupan napas.
Ø Lakukan terus kompresi dan pernapasan buatan sampai ditemukan adanya denyut nadi dan pernapasan spontan dari penderita.
ü Anda merasa lelah.
ü Bantuan dari petugas kesehatan datang.
Seseorang yang mengalami henti napas ataupun henti jantung belum tentu ia mengalami kematian, mereka masih dapat ditolong. Dengan melakukan tindakan pertolongan pertama, seseorang yang henti napas dan henti jantung dapat dipulihkan kembali.
Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan untuk memulihkan kembali seseorang yang mengalami henti napas dan henti jantung disebut bantuan hidup dasar, atau dalam istilah Inggris disebut Basic Life Support.
Algoritma Bantuan Hidup Dasar
Ø Jika menemukan seseorang (selanjutnya disebut penderita) dalam keadaan tidak sadar, lakukan :
• Perhatikan keadaan sekitar. Perhatikan dahulu keselamatan diri anda sebelum menolong orang lain.
• Periksa apakah penderita tersebut tidak responsif, lakukan dengan mengguncangkan tubuhnya atau panggil dengan nama sapaan.
• Mintalah bantuan
Ø Jika penderita tidak responsif, lakukan :
• Mulailah ABC, yaitu :
ü A, Airway. Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan napas. Ini meliputi pemeriksaan adanya sumbatan jalan napas yang dapat disebabkan benda asing, fraktur tulang wajah, fraktur rahang bawah atau rahang atas, fraktur batang tenggorok. Usaha untuk membebaskan airway harus melindungi tulang leher. Dalam hal ini dapat dilakukan chin lift atau jaw thrust. Pada penderita yang dapat berbicara, dapat dianggap jalan napas bersih, walaupun demikian penilaian ulang terhadap airway harus tetap dilakukan.
ü B, Breathing. Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik. Pertukaran gas yang terjadi pada saat bernapas mutlak untuk pertukaran oksigen dan mengeluarkan karbondioksida dari tubuh. Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru, dinding dada, dan diafragma. Setiap komponen ini harus dievaluasi dengan cepat. Periksa breathing dengan cara Lihat, Dengar, dan Rasakan.
Ø Jika penderita bernapas :
ü Jika pernapasannya optimal dengan frekuensi normal, tempatkan penderita pada posisi pemulihan.
ü Jika pernapasannya tidak optimal dan frekuensinya lebih cepat atau lebih lambat dari normal, lakukan tiupan napas dengan 1 tiupan setiap 5 detik.
ü Periksa denyut nadi pada daerah samping leher, tiap 30 sampai 60 detik.
Ø Jika penderita tidak bernapas :
ü Lakukan pernapasan dari mulut ke mulut (mouth to mouth) atau dari mulut ke hidung (mouth to nose), dengan tiupan napas perlahan. Lakukan 2 detik per tiupan napas.
ü Periksa C (Circulation), dengan cek denyut nadi.
Ø Penderita dengan sirkulasi :
ü Mulai lakukan pernapasan buatan, 1 tiupan napas tiap 5 detik.
ü Monitor terus denyut nadi tiap 30 sampai 60 detik.
Ø Penderita tanpa sirkulasi :
ü Mulailah kompresi dada
ü Kombinasikan kompresi dan pernapasan buatan (disebut resusitasi jantung paru)
ü Lakukan dengan 15 kompresi dan 2 tiupan napas.
Ø Lakukan terus kompresi dan pernapasan buatan sampai ditemukan adanya denyut nadi dan pernapasan spontan dari penderita.
ü Anda merasa lelah.
ü Bantuan dari petugas kesehatan datang.
Komentar
Posting Komentar