Malaria pasti terdengar akrab di telinga masyarakat Indonesia. Penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasmodium dan ditularkan oleh nyamuk ini dapat membuat penderitanya demam sangat tinggi, merusak sel darah merah penderita bahkan hingga menyebabkan kematian. Sedemikian menakutkan efek dari penyakit ini, Badan Kesehatan Dunia menetapkan tanggal 25 April sebagai Hari Malaria Sedunia untuk menggemakan pesan-pesan penting terkait Malaria di berbagai belahan dunia. Tentu saja terutama di daerah-daerah endemis yang masih banyak terdapat kasus malaria dan banyak memakan korban jiwa.
Indonesia termasuk di dalamnya. Pada tahun 2010, terdapat 424 kabupaten dari 576 kabupaten di Indonesia yang ditetapkan sebagai daerah endemis malaria. Badan Kesehatan Dunia menegaskan bahwa terdapat 544.470 kasus malaria positif di Indonesia di tahun tersebut. Sayangnya peningkatan malah terjadi pada tahun 2011. Badan Kesehatan Dunia menegaskan terdapat 1.322.451 kasus malaria positif di Indonesia pada tahun tersebut. Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan daerah-daerah yang terutama memerlukan perhatian dan dukungan khusus dalam melawan malaria.
Hari Malaria Sedunia
Tahun ini, WHO menetapkan tema: “Berinvestasi di masa depan. Kalahkan malaria.” Tema ini diusung supaya setiap negara di dunia bergandengan tangan satu sama lain untuk memberantas malaria. Selain tenaga medis, pemerintah dan badan kesehatan diharapkan dapat ikut serta mensukseskan usaha melawan malaria.
Vaksin Malaria
Usaha-usaha yang dilakukan untuk melawan Malaria selama ini termasuk deteksi dini dan pengobatan yang tepat, serta pengendalian nyamuk sebagai hewan penular seperti dengan penyemprotan insektisida untuk membunuh nyamuk dan penggunaan kelambu yang mengandung insektisida.
Selain itu, penelitian besar sedang dilakukan untuk menemukan vaksin malaria. Usaha-usaha untuk mengembangkan vaksin malaria ini sebenarnya telah dimulai dari pertengahan tahun 1980-an. Namun, penelitian intensif yang paling menjanjikan baru dapat dimulai pada tahun 2009 dan sedang berjalan dalam tahap akhir. Penelitian ini sedang dilakukan pada anak-anak usia 6-12 minggu dan 5-17 bulan di 7 negara Afrika, sebagai wilayah endemis malaria nomor 1. Diharapkan hasil yang baik dapat disimpulkan pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 telah dapat diputuskan apakah vaksin terhadap Plasmodium falciparum ini dapat diberikan kepada anak-anak di wilayah endemis malaria, termasuk Indonesia. Bila vaksin ini berhasil maka daya perlindungannya dapat digunakan untuk melindungi generasi masa depan terhadap infeksi malaria yang mematikan
Oleh: dr. Jessica Florencia
Indonesia termasuk di dalamnya. Pada tahun 2010, terdapat 424 kabupaten dari 576 kabupaten di Indonesia yang ditetapkan sebagai daerah endemis malaria. Badan Kesehatan Dunia menegaskan bahwa terdapat 544.470 kasus malaria positif di Indonesia di tahun tersebut. Sayangnya peningkatan malah terjadi pada tahun 2011. Badan Kesehatan Dunia menegaskan terdapat 1.322.451 kasus malaria positif di Indonesia pada tahun tersebut. Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan daerah-daerah yang terutama memerlukan perhatian dan dukungan khusus dalam melawan malaria.
Hari Malaria Sedunia
Tahun ini, WHO menetapkan tema: “Berinvestasi di masa depan. Kalahkan malaria.” Tema ini diusung supaya setiap negara di dunia bergandengan tangan satu sama lain untuk memberantas malaria. Selain tenaga medis, pemerintah dan badan kesehatan diharapkan dapat ikut serta mensukseskan usaha melawan malaria.
Vaksin Malaria
Usaha-usaha yang dilakukan untuk melawan Malaria selama ini termasuk deteksi dini dan pengobatan yang tepat, serta pengendalian nyamuk sebagai hewan penular seperti dengan penyemprotan insektisida untuk membunuh nyamuk dan penggunaan kelambu yang mengandung insektisida.
Selain itu, penelitian besar sedang dilakukan untuk menemukan vaksin malaria. Usaha-usaha untuk mengembangkan vaksin malaria ini sebenarnya telah dimulai dari pertengahan tahun 1980-an. Namun, penelitian intensif yang paling menjanjikan baru dapat dimulai pada tahun 2009 dan sedang berjalan dalam tahap akhir. Penelitian ini sedang dilakukan pada anak-anak usia 6-12 minggu dan 5-17 bulan di 7 negara Afrika, sebagai wilayah endemis malaria nomor 1. Diharapkan hasil yang baik dapat disimpulkan pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 telah dapat diputuskan apakah vaksin terhadap Plasmodium falciparum ini dapat diberikan kepada anak-anak di wilayah endemis malaria, termasuk Indonesia. Bila vaksin ini berhasil maka daya perlindungannya dapat digunakan untuk melindungi generasi masa depan terhadap infeksi malaria yang mematikan
Oleh: dr. Jessica Florencia
Komentar
Posting Komentar