Teh merupakan minuman kedua terbanyak yang dikonsumsi oleh penduduk dunia setelah air putih. Berasal dari daun-daun Camellia sinensis, teh dapat dilasifikasikan menjadi 5 tipe: hitam, putih, hijau, oolong dan pu-erh (teh China khas provinsi Yunnan).
Banyak penelitian yang menunjukkan manfaat kesehatan teh walau mekanismenya belum jelas. Para ahli menduga bahwa kandungan antioksidan polyphenol yang melindungi terhadap stres oksidatif (adalah keadaan di mana jumlah radikal bebas di dalam tubuh melebihi kapasitas tubuh untuk menetralkannya) menjadi dasar manfaat teh.
Bagaimana dengan efek konsumsi teh pada anak? Apakah juga memiliki manfaat kesehatan tertentu?
Beberapa kandungan teh yang penting diketahui terkait hal ini adalah tannin dan kafein. Tannin dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan gangguan penyerapan besi dan kalsium dalam usus. Gangguan penyerapan besi dalam jangka lama dapat menyebabkan anemia. Sedangkan kalsium merupakan mineral dalam susu yang penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi anak. Selain itu tannin juga dapat menyebabkan konstipasi (gangguan buang air besar) akibat terhambatnya sekresi/pengeluaran cairan pencerna makanan.
Kafein merupakan suatu zat stimulan yang mempengaruhi sistem saraf pusat, dan dapat menyebabkan gangguan tidur pada orang dewasa, anak, maupun bayi (termasuk bayi yang disusui oleh ibu yang mengkonsumsi minuman berkafein), sakit kepala, gangguan mood (nervousness), dan iritabilitas (rewel).
Kafein juga berperan sebagai diuretik pada ginjal yaitu meningkatkan produksi urin (buang air kecil) yang secara tidak langsung menurunkan kadar elektrolit natrium dan kalium darah, dan bahkan dapat mengakibatkan dehidrasi pada cuaca panas. Selain itu, minuman berkafein juga dapat meningkatkan produksi asam lambung sehingga dapat mengakibatkan nyeri perut (maag).
Namun yang paling penting adalah efek kafein, dalam dosis tertentu, pada sistem jantung dan pembuluh darah, yaitu peningkatan frekuensi denyut jantung (ditandai oleh rasa jantung berdebar-debar) dan peningkatan tekanan darah.
Ada sumber yang menyebutkan bahwa, mengingat efek-efek samping yang telah dipaparkan di atas (terutama kafein), teh sebaiknya tidak dikonsumsi oleh anak-anak. Minuman lain yang juga mengandung kafein, adalah kopi, minuman soda berkarbonat (soft drink), bahkan cokelat.
Untuk anak di bawah 12 tahun, Health Canada merekomendasikan asupan kafein per hari tidak melebihi 2,5 mg per kilogram berat badan anak. Berdasarkan rerata berat badan anak, artinya asupan kafein per hari anak tidak lebih dari:
45 mg (anak 4 – 6 th)
62,5 mg (anak 7 – 9 th)
85 mg (anak 10 -12 th)
Menurut daftar Food and Drugs Association, 236 ml teh hitam instan yang biasa kita minum mengandung kafein sebanyak 30 - 50 mg. Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa anak boleh minum teh (atau minuman berkafein lain) dalam jumlah yang terbatas.
Oleh: dr. Puti Naindra Alevia (klikdokter.com)
Banyak penelitian yang menunjukkan manfaat kesehatan teh walau mekanismenya belum jelas. Para ahli menduga bahwa kandungan antioksidan polyphenol yang melindungi terhadap stres oksidatif (adalah keadaan di mana jumlah radikal bebas di dalam tubuh melebihi kapasitas tubuh untuk menetralkannya) menjadi dasar manfaat teh.
Bagaimana dengan efek konsumsi teh pada anak? Apakah juga memiliki manfaat kesehatan tertentu?
Beberapa kandungan teh yang penting diketahui terkait hal ini adalah tannin dan kafein. Tannin dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan gangguan penyerapan besi dan kalsium dalam usus. Gangguan penyerapan besi dalam jangka lama dapat menyebabkan anemia. Sedangkan kalsium merupakan mineral dalam susu yang penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi anak. Selain itu tannin juga dapat menyebabkan konstipasi (gangguan buang air besar) akibat terhambatnya sekresi/pengeluaran cairan pencerna makanan.
Kafein merupakan suatu zat stimulan yang mempengaruhi sistem saraf pusat, dan dapat menyebabkan gangguan tidur pada orang dewasa, anak, maupun bayi (termasuk bayi yang disusui oleh ibu yang mengkonsumsi minuman berkafein), sakit kepala, gangguan mood (nervousness), dan iritabilitas (rewel).
Kafein juga berperan sebagai diuretik pada ginjal yaitu meningkatkan produksi urin (buang air kecil) yang secara tidak langsung menurunkan kadar elektrolit natrium dan kalium darah, dan bahkan dapat mengakibatkan dehidrasi pada cuaca panas. Selain itu, minuman berkafein juga dapat meningkatkan produksi asam lambung sehingga dapat mengakibatkan nyeri perut (maag).
Namun yang paling penting adalah efek kafein, dalam dosis tertentu, pada sistem jantung dan pembuluh darah, yaitu peningkatan frekuensi denyut jantung (ditandai oleh rasa jantung berdebar-debar) dan peningkatan tekanan darah.
Ada sumber yang menyebutkan bahwa, mengingat efek-efek samping yang telah dipaparkan di atas (terutama kafein), teh sebaiknya tidak dikonsumsi oleh anak-anak. Minuman lain yang juga mengandung kafein, adalah kopi, minuman soda berkarbonat (soft drink), bahkan cokelat.
Untuk anak di bawah 12 tahun, Health Canada merekomendasikan asupan kafein per hari tidak melebihi 2,5 mg per kilogram berat badan anak. Berdasarkan rerata berat badan anak, artinya asupan kafein per hari anak tidak lebih dari:
45 mg (anak 4 – 6 th)
62,5 mg (anak 7 – 9 th)
85 mg (anak 10 -12 th)
Menurut daftar Food and Drugs Association, 236 ml teh hitam instan yang biasa kita minum mengandung kafein sebanyak 30 - 50 mg. Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa anak boleh minum teh (atau minuman berkafein lain) dalam jumlah yang terbatas.
Oleh: dr. Puti Naindra Alevia (klikdokter.com)
Komentar
Posting Komentar