A. ANATOMI FISIOLOGI
1. Anatomi Sistem Endokrin
a. Hipotalamus
Hipotalamus merupakan struktur yang menjadi dasar ventrikel ketiga otak. Struktur ini tampak pada pembelahan sagital otak, terdiri dari badan mamillari, kiasma opticum, dan tuber cinereum yang bergabung dengan infundibulum dari hipofisis. Pada bagian posterior, hipotalamus berbatasan dengan tegmentum mesensefalon. Pada bagian anterior berbatasan dengan kiasma opticum dan bersatu dengan membran basal area olfaktori. Dan pada bagian lateral, hipotalamus , berbatasan dengan jaras optic dan crura cerebri serta bergabung dengan daerah subtalamus tanpa garis batas yang jelas.
Hipotalamus mendapat perdarahan dalam jumlah besar dari arteri-arteri kecil percabangan dari Sirkulus Willis. Susunan arteri hipotalamus antar individu bervariasi namun membentuk pola umum yang sama, yaitu membentuk:
1) Grup anterior, berasal dari arteri karotis interna, cerebral anterior, dan bagian posterior arteri comunicans.
2) Grup intermedia, berasal dari bagian posterior arteri comunicans.
3) Grup posterior, berasal dari arteri serebral posterior, bagian posterior arteri comunicans, dan arteri basilaris
Bagian infundibulum, eminensia media, dan terusan hipotalamus diperdarahi oleh arteri hipofisial superior, cabang dari arteri carotis interna. Aliran darah ini selanjutnya akan memasuki sistem portal hipotalamus-hipofisis yang memperdarahi hipofisis bagian anterior. Aliran darah arteri ke hipotalamus selanjutnya dialirkann ke vena-vena kecil yang bermuara ke vena cerebral anterior, vena basalis, atau vena cerebral basalis.
b. Hipofisis
Hipofisis atau kelenjar pituitari berukuran kira kira 1×1 cm, tebalnya sekitar 1/2 cm, dan beratnya sekitar 1/2 gr pada pria, dan sedikit lebih besar pada wanita. Kelenjar ini terletak di dalam lekukan tulang sphenoid yang disebut sella tursika, dibelakang kiasma optikum. Hipofisis memiliki dua subdivisi, (1) adenohipofisis, pada bagian anterior, hasil perkembangan dari evaginasi ektoderm dorsal atap faring embrionik (stomodeum), dan (2) neurohipofisis, hasil perluasan diensefalon. Selanjutnya adenohipofisis dan neurohipofisis menempel membentuk kelenjar tunggal. Secara topografis, kelenjar ini merupakan salah satu yang paling dilindungi dan tidak terjangkau dalam tubuh. Hipofisis dilapisi duramater dan dikelilingi oleh tulang kecuali pada bagian infundibulum berhubungan dengan hipotalamus.
Hipofisis mendapat perdarahan dari arteri karotis interna. Arteri hipofisial superior memperdarahi pars tuberalis, infundibulum, dan membentuk sistem pleksus kapiler primer pada bagian eminensia media. Arteri hipofisial inferior terutama memperdarahi lobus posterior walau memberi sedikit cabang ke lobus anterior. Aliran darah dari arteri hipofisial lalu akan membentuk pleksus kapiler sekunder pada pars distalis dan berlanjut ke vena portal hipofisial.
Sekressi hormon hipofisis diregulasi oleh hipotalamus. Hipotalamus sendiri mendapat input dari berbagai area otak dan feedback dari kelenjar lain. Untuk mengatur kerja hipofisis, hipotalamus akan melepaskan messenger ke pleksus kapiler primer eminensia media, kemudian dialirkan ke pleksus kapiler sekunder pars distalis, disini hormon meninggalkan kapiler, menyampaikan rangsang pada sel parenkim.
c. Adrenal
Kelenjar adrenal atau suprarenal menempel pada kutub superior ginjal. kelenjar adrenal kiri dan kanan tidak simetris pada sumbu tubuh, kelenjar adrenal sebelah kanan lebih inferior, terletak tepat diatas ginjal, dan bentuknya lebih piramid shape. Sementara kelenjar suprarenal kiri lebih inferior, lebih kearah batas medial ginjal kiri, dan bentuknya lebih cressent shape. Masing-masing berukuran tebal sekitar 1 cm, lebar apex sekitar 2 cm, lebar basal sekitar 5 cm. beratnya antara 7-10 gr. Kelenjar ini dibagi menjadi (1) bagian korteks yang mencakup 80-90% organ, terletak bagian luar, dan berwarna kekuningan, dan (2) bagian medula yang terletak pada bagian dalam, berwarna gelap. Keduanya memiliki fungsi endokrin, bagian korteks memproduksi kortikosteroid (kortisol, kortikosteron) dari kolesterol, diregulasi ACTH. Bagian medulla memproduksi epineprin dan norepineprin, diregulasi saraf simpatis
Kelenjar adrenal terletak retroperitoneal, dibungkus kapsul jaringan ikat dengan banyak jaringan adiposa. Kapsul jaringan ikat tersebut membentuk septa karah parenkim yang masuk bersama pembuluh darah dan saraf.
Kelenjar suprarenal merupakan salah satu organ yang paling kaya vaskularisasi. tiap kelenjar mendapat perdarahan dari tiga arteri yang berbeda: (1) arteri phrenic inferior yang akan membentuk arteri suprarenal superior, (2) aorta yang akan membentuk arteri suprarenal medial, dan (3) arteri renalis yang akan membentuk arteri suprarenal inferior. Cabang-cabang ketiga arteri tersebut membentuk pleksus subcapsular. Dari pleksus tersebut muncul arteri kortikal pendek, selanjutnya membentuk sinusoid berpori, dan bermuara ke pleksus vena suprarenal di medula. selanjutnya vena suprarenal kiri bermuara ke vena renal kiri dan vena suprarenal kanan bermuara ke vena cava inferior. selain arteri kortikal pendek, dari pleksus subcapsular, juga muncul arteri kortikal panjang yang tidak bercabang. menembus korteks sampai medulla.
d. Pankreas
Pankreas terletak pada bagian dalam peritoneum, strukturnya dibagi menjadi 4 bagian kaput, kolum, korpus, dan kauda. Ukurannya kurang lebih lebar 5 cm, tebal 1-2 cm, panjang sekitar 25 cm, dan beratnya sekitar 150 gr. Pankreas memiliki kapsul jaringan ikat tipis yang membentuk septa, membagi pankreas menjadi lobus. Pembuluh darah dan persarafan pankreas masuk melalui septa ini.
Pankreas merupakan kelenjar yang memiliki fungsi eksokrin, yaitu menghasilkan empedu dan fungsi endokrin, yaitu menghasilkan hormon. Bagian endokrin pankreas tersusun atas aggregasi sel, disebut Pulau Langerhans, jumlahnya sekitar satu juta, tersebar diantara asinus, dengan kecenderungan lebih banyak pada bagian kauda. Pulau langerhans tersusun atas sekitar 3000 sel yang terdiri dari:
sel alfa (70%) → menghasilkan glukagon
sel beta (20%) → menghasilkan insulin
sel delta (5%) → menghasilkan somatostatin
sel G (1%) → menghasilkan gastrin
sel F atau sel PP (1%)→ menghasilkan polipeptida pankreas
Pankreas mendapat perdarahan dari arteri coeliaca, cabang langsung dari aorta abdominalis. A.coeliaca bercabang, menjadi:
1) a. hepatica komunis → a. pancreaticoduodenalis superior → a. pacreaticoduodenalis superior anterior dan posterior yang memperdarahi bagian kaput, kolom, dan korpus pankreas
2) a. lienalis → rami pancreatici yang memperdarahi bagian korpus dan kauda. Selanjutnya darah akan dialirkan ke v. pancreaticoduodenale dan v. lienalis kemudian melalui sistem vena porta dan akhirnya bermuara ke vena cava.
2. Fisiologi Sistem Endokrin
Kelenjer endokrin adalah kelenjar yang mengirimkan hasil sekresinya langsung kedalam darah yang beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus atau saluran dan hasil sekresinya disebut hormon. Kelenjar endokrin mencakup kelenjar hipofisis (phituaria), tiroid, paratiroid, adrenal, pulau-pulau langerhans pankreas, ovarium, dan testis. Hipotalamus berfungsi sebagai penghubung antara sistem saraf dan sistema endokrin.
Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang mengirim hasil sekresinya langsung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan dan menyekresi zat kimia yang disebut hormon. Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel.
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain. Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang bertindak sebagai “pembawa pesan” untuk dibawa ke berbagai sel tubuh, kemudian “pesan” itu diterjemahkan menjadi suatu tindakan. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas. Hormon yang dihasilkannya itu dalam jumlah sedikit pada saat dibutuhkan dan dialirkan ke organ sasaran melalui pembuluh darah.
Terdapat dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus dan permukaan tubuh sedangkan kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung kedalam darah.
a. Fungsi Sistem Endokrin
Adapun fungsi sistema endokrin adalah:
1) Menghasilkan hormon-hormon yang dialirkan kedalam darah yang diperlukan oleh jaringan-jaringan kedalam tubuh tertentu.
2) Mengontrol dan merangsang aktifitas kelenjar tubuh.
3) Merangsang pertumbuhan jaringan.
4) Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorpsi glukosa pada usus halus.
5) Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral dan air.
b. Klasifikasi Hormon
Dalam struktur kimianya hormon diklasifikasikan berdasarkan kelarutannya dibagi atas dua, yaitu:
1) Hormon yang larut dalam air atau tidak larut dalam lemak.
Yang termasuk hormon yang larut dalam air yaitu:
polipeptida (mis., insulin, glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH), gastrin)
katekolamin (mis.,dopamin,norepinefrin, epinefrin)
2) Hormon yang larut dalam lemak
Yang termasuk hormon yang larut dalam lemak yaitu:
steroid (mis., estrogen, progesteron, testosteron, glukokortikoid, aldosteron)
tironin (mis., tiroksin).
Hormon yang larut dalam air bekerja melalui sistem mesenger-kedua, sementara hormon steroid dapat menembus membran sel dengan bebas.
c. Karakteristik Sistem Endokrin
Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi serta struktur tersendiri, namun semua hormon mempunyai karakteristik sebagai berikut:
Hormon disekresi dalam salah satu dari tiga pola berikut:
1) Pola sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam. Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi hari dan menurun pada malam hari.
2) Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu tertentu, seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan lembahnya menyebabkan siklus menstruasi.
3) Pola sekresi hormonal variabel dan tergantung pada kadar subtrat lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium serum.
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas selular. Hormon tidak mengawali perubahan biokimia, hormon hanya mempengaruhi sel-sel yang mengandung reseptor yang sesuai, yang melakukan fungsi spesifik. Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar lainnya. Hormon secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.
d. Pembagian Dalam Tubuh :
1) Kelenjer Hipofise
Suatu kelenjar endokrin yang terletak didasar tengkorak yang memegang peranan penting dalam sekresi ormon dari semua organ-organ endokrin. Kelenjer hipofise terdiri dari dua buah lobus yaitu lobus anterior dan lobus posterior. Lobus anterior (adenohipofise) menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali reproduksi dari organ endokrin yang lain :
a) Hormon somatotropik, mengendalikan pertumbuhan tubuh.
b) Hormon tirotropik, mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormon tiroksin.
c) Hormon adrenokortikotropik (ACTH), mengendalikan kelenjar suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarrenal.
d) Hormon gonadotropik berasal dari Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang merangsang perkembangan folikel degraf dalam ovarium dan pembentukan spermatozoa dalam testis.
e) Luteinizing Hormone (LH), mengendalikan sekresi estrogen dan progesterone dalam ovarium dan testoteron dalam testis.
Lobus posterior mengendalikan dua jenis hormon :
a) Hormon anti diuretic (ADH), mengatur jumlah air yamg keluar melalui ginjal membuat kontraksi otot polos ADH disebut juga hormone pituitrin.
b) Hormone oksitosin merangsang dan menguatkan kontraksi uterus sewaktu melahirkan dan mengeluarkan air susu sewaktu menyusui.
2) Kelenjar Tiroid
Merupakan organ yang berbentuk seperti kupu-kupu dan terletak pada leher bagian bawah disebelah anterior trakea. Terdiri dari atas dua buah lobus lateral yang dihubungkan oleh sebuah istmus. Panjang kurang lebih 5cm serta lebar 3cmdan berat kurang dari 30 gram. Menghasilkan 3 hormon yang berbeda : tiroksin (T4) serta triodotironin (T3) dan kalsitonin. Tiroid merupakan kelenjar kecil, dengan diameter sekitar 5 cm dan terletak di leher, tepat dibawah jakun. Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid tidak terlihat dan hampir tidak teraba, tetapi bila membesar, dokter dapat merabanya dengan mudah dan suatu benjolan bisa tampak dibawah atau di samping jakun. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid, yang mengendalikan kecepatan metabolisme tubuh.
Hormon tiroid mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh melalui 2 cara, yaitu (a) Merangsang hampir setiap jaringan tubuh untuk menghasilkan protein dan (b) Meningkatkan jumlah oksigen yang digunakan oleh sel.
Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis lobus anterior, kelenjar tiroid dapat memproduksi hormon tiroksin. Adapun fungsi dari hormon tiroksin adalah mengatur pertukaran zat metabolisme tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani.
Pengaturan fungsi tiroid yaitu sekresi tiotropin atau TSH (thyroid stimulating hormone) oleh kelenjar hipofisis akan mengendalikan kecepatan pelepasan hormone tiroid. Pelepasan TSH ditentukan oleh kadar hormone tiroid dalam darah. Jika konsentrasi hormone tiroid dalam darah menurun, pelepasan TSH meningkat sehingga terjadi peningkatan keluaran T3 dan T4. Fungsi utama hormone tiroid T3 dan T4 adalah mengendalikan aktivitas metabolic seluler. Sedangkan kalsitonin atau tirokalsitonin merupakan hormone penting lainnya yang disekresikan oleh kelenjar tiroid. Dan tidak dikendalikan oleh TSH.
Fungsi kelenjar tiroid sendiri adlah sebagai berikut :
a) Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi
b) Mengatur penggunaan oksidasi
c) Mengatur pengeluara karbon dioksida
d) Metabolik dalam hati pengaturan susunan kimia dalam jaringan
e) Pada anak mempengaruhi fisik dan mental
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon-hormon sbb :
a) Tri-iodo-tironin(T3) dan Tiroksin (T4), berguna untuk merangsang metabolisme zat, katabolisme protein, dan lemak. Juga meningkatkan produksi panas merangsang sekresi hormon pertumbuhan, dan mempengaruhi perkembangan sel-sel saraf dan mental pada balita dan janin. Kedua hormon ini biasa disebut dangan satu nama,yaitu hormon tiroid.
b) Kalsitonin : menurunkan kadar kalsium plasma, denagn meningkatkan jumlah penumpukan kalsium pada tulang.
3) Kelenjar Adrenal
Terdapat dua buah kelenjar adrenal pada manusia dan melekat dibagian atas ginjal. Medula adrenal dibagian tengah kelenjar menyekresikan katekolamin sedangkan bagian luar kelenjar yang merupakan korteks adrenal menyekresikan kortikosteroid. Ada tiga kelompok hormon steroid yang diproduksi oleh korteks adrenal yaitu glukokortikoid, mineralkortokoid, dan hormon-hormon seks adrenal.
Fungsi kelenjar adrenal korteks :
a) Mengatur keseimbangan air, elektrolit dan garam
b) Mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang, dan protein
c) Mempengaruhi aktivitas jaringan limfoid
Fungsi kelenjar adrenal medula :
a) Vasokontriksi pembuuh darah perifer
b) Relaksasi bronkus
c) Kontraksi selaput lendir dan arteriole
4) Kelenjar paratiroid
Kelenjar paratiroid yang normalnya berjumlah empat buah terletak dalam leher dan tertanam ddalam permukaan posterior kelenjar tiroid.
Fungsi kelenjar paratiroid :
a) Memelihara konsentrasi ion kalsium yang tetap dalam plasma
b) Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfat melalui ginjal
c) Mempercepat absorbsi kalsium di intestin
d) Kalsium berkurang, hormon para tiroid menstimulasi reabsorpsi tulang sehingga menambah kalsium dalam darah
e) Menstmulasi dan mentransport kalsium dan fosfat melalui mmbran sel
Kelenjar ini menghasilkan hormon yang sring disebut parathormon, yang berfungsi meningkatkan resorpsi tulang, meningkatkan reorpsi kalsium, dan menurunkan kadar kalsium darah.
5) Pankreas
Terdapat pada belakang lambung disepan vertebra lumbalis I dan II terdiri dari sel alpa dan beta. Sel alpa mengahasilkan hormon glukagon sedangkan sel beta menghasilkan hormon insulin. Fungsi pulau langerhans sebagai unit sekresi dalam pengeluaran homeostatik nutrisi, menghambat sekresi insulin, glikogen dan polipeptida. Pada manusia, mengandung 4 macam sel, yaitu :
a) sel A (atau α) : menghasilkan glukagon
b) sel B (atau β) : menghasilkan insulin
c) sel D (atau γ) : menghasilkan somatostatin
d) sel F (sgt kecil) : menghasilkan polipeptida pankreas
Hormon insulin berguna untuk menurunkan gula darah, menggunakan dan menyimpan karbohidrat. Glukagon berfungsi untuk menaikan glukosa darah dengan jalan glikolisis. Sedangkan somatostatin berguna menurunkan glukosa darah dengan melepaskan hormon pertumbuhan dan glukagon.
6) Kelenjar Kelamin
Dibagi menjadi 2, yaitu (a) kelamin pria ( testis ) dan (b) kelamin wanita ( ovarium ). Testis terletak di skrotum dan menghasilkan hormon testosteron. Hormon ini berfungsi dalam mengatur perkembangan ciri seks sekunder, dan merangsang pertumbuhan organ kelamin pria. Sedangkan ovarium terdapat pada samping kiri dan kanan uterus, yang menghasilkan esterogen dan progesteron. Fungsi estrogen adalah pematangan dan fungsi siklus haid yang normal. Sedangkan fungsi hormon progesteron adalah pemliharaan kehamilan.
B. LANDASAN TEORITIS PENYAKIT
1. Definisi
Kelenjar tiroid adalah subtansi kimia yang diproduksi oleh kelenjar tiroid dan dilepaskan kedalam aliran darah. Hormon tiroid saling berinteraksi dengan hampir seluruh sel tubuh, yang menyebabkan sel tubuh untuk meningkatkan aktivitas metabolisme mereka. Kelainan banyaknya hormon tiroid ini yang secara khas mempercepat metabolisme tubuh. Metabolisme adalah proses kimia dan fisika yang menciptakan unsur dan menghasilkan energi yang diperlukan untuk fungsi sel, pertumbuhan dan divisi.
Istilah hipertiroidisme dan tiroksikosis sering dipertukarkan. Tiroksitosis berhubungan dengan suatu kompleks fisiologi dan biokimia yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormone tiroid berlebihan. Sedangkan hipertiroidisme adalah tiroksikosis sebagai akibat produksi tiroid itu sendiri (Arif Masjoer, 2000:594).
Hipertiroidisme merupakan respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid meningkat atau berlebihan. Yang dicirikan dengan peningkatan produksi T3 (triidiotironin) dan T4 (tiroksin). Hipertiroidisme adalah keadaan yang ditandai oleh metabolisme yang meningkat akibat hormon tiroid yang beredar berlebihan (Sylvia A. Price, 1995:1074).
Hipertiroid atau Hipertiroidisme biasanya dapat diatasi dengan obat-obatan. Pilihan lainnya adalah pembedahan untuk mengangkat kelenjar tiroid atau pemberian yodium radiaktif. Setiap pengobatan memiliki kelebihan dan kekurangan.
Tiroiditis adalah radang kelenjar tiroid yang biasanya diikuti dengan gejala hipertiroid. Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada wanita setelah melahirkan, yang beberapa bulan kemudian timbul gejala hipotiroid. Sebagian besar akan pulih kembali menjadi normatiroid. Setelah pengobatan dengan radiasi yodium radiaktif, atau setelah tindakan beda, jaringan tiroid menjadi tidak berdungsi atau terambil semua oleh operasi mata akan timbul gejala hipotiroid.
2. Etiologi
menurut Sjaifoellah Noer dalam buku ajar ilmu penyakit dalam lebih dari 90% hipertiroidisme adalah akibat penyakit graves dan nodul tiroid toksit.
Biasa • Penyakit graves
• Nodule tiroid toksik
- Multi nodular
- Monodular toksik
• Tiroiditis
- De quervain’s
- silent
Tidak biasa • Hipertiroidisme neonatal
• Hipertiroidisme faktisius
• Sekresi TSH yang tidak tepat oleh pituitaria
- Tumor
- Non tumor (sindrom resistensi hormone tiroid)
• Yodium eksogen
jarang • Metastasis kanker tiroid
• Kariokarsinoma dan mola hidatidosa
• Struma ovarii (teratoma ovarium yang mengandung jaringan tiroid)
• Karsinoma testicular embrional
• Polyostatic fibrous dysplasia (sindrom mc Cune-albright)
Table 1. penyebab hipertiroidisme
3. Manisfestasi klinis
Menurut gatut semiartji dalam bukunya penyakit kelenjar tiroid, adapun manisfestasi klinis yang sering timbul pada penyakit ini adalah :
a. Berat badan menurun
Penurunan berat badan akibat dari pembakaran kalori oleh hormon tiroid yang berlebihan.
b. Banyak keringat
Ketika metabolisme meningkat, tubuh memproduksi panas yang berlebihan, yang kemudian di keluarkan sebagai keringat.
c. Emosional
Hal ini biasanya sering terjadi pada wanita. Pasien sering marah-marah dan sangat sensitif terhadap kritik, emosional, menangis dengan tanpa alasan yang jelas.
d. Berdebar-debar
Kebanyakan pasien mengalami berdebar-debar atau detak jantung yang lebih cepat dari normal. Pada keadaan yang berat, terutama pada lansia, akan terjadi detak jantung yang tidak teratur bahkan gagal jantng.
e. Sesak nafas
Hal ini biasanya terjadi jika pasien memaksakan diri, misalnya menaiki anak tangga sambil berlari.
f. Gemetar
Tangan yang gemetaran menyebabkan pasien sulit memegang cangkir atau memansukan anak kunci dan tulisan tangan jadi memburuk.
g. Lemah otot
Biasanya otot paha menjadi lemah, sehingga sulit untuk naik tangga atau bangun dari posisi jongkok tanpa bantuan tangan.
h. Diare
Ada kecendrungan peningkatan frekuensi gerak usus sehingga timbul diare, 2-3 kali dalam sehari.
i. Haid yang tidak teratur
Haid biasaanya jadi tidak teratur, sedikit, bahkan berhenti. Jika hipertiroid tidak diobati dengan baik, maka pasien sulit hamil.
j. Rambut rontok
Rambut menipis, semakin halus dan rontok. Kuku menjadi rapuh dan jelek.
k. Mata melotot
Pasien penyakit graves dapat mengalami penonjolan bola mata seperti melotot (disebut eksoftalmos), sering tidak simetris antara mata kiri dan kanan, disertai penglihatan ganda, dan air mata berlebihan. Bola mata yang menonjol terjadi akibat pembengkakan otot dan jaringan lemak di sekitar mata.
l. Kelenjar gondok membesar
Pasien dapat merasakan pembesaran / benjolan di leher walaupun tidak sampai menimbulkan gangguan menelan atau gangguan bernafas.
Untuk gambaran klinis hipertiroid secara sistem menurut Sjaifoellah Noer dalam buku ajar ilmu penyakit dalam dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Umum Berat badan turun*, Keletihan*, apatis*, Berkeringat*, tidak tahan panas*
Kardiovaskular Palpitasi*, sesak nafas, angina, gagal jantung, sinus takikardi, fibralisasi atrium, nadi kolaps.
Neuromuskular Gugup*, agritasi*, tremor*, korea atetosis, psikosasi, kelemahan otot, miopati proksimal, paralisis periodik, miastenia grafis**.
Gastro interstinal Berat badan menurun meski berat badan meningkat, diare, steator, muntah.
Reproduksi Oligomenore, infertilitas
Kulit Pruritus, eritema palmatis, miksedema pretibial**, rambut tipis.
Struma Difus dengan/tanpa bising**, nodosa
Mata Periorbital puffiness, lakrimasi meningkat dan grittiness of eyes**, kemosisi (edema conjungtiva)**, proptosis, ulcerasi kornea**, optalmoplegia, diplopía**, edema papil, penglihatan kabur**.
Ket; * paling sering
** terdapat hanya pada penyakit grave
Tabel 2. Gambaran klinis hipertiroidisme
4. Pemeriksaan penunjang dan diagnostic
Pemeriksaan Penunjang yang dilakukan yaitu:
a. Tes ambilan RAI: meningkat pada penyakit graves dan toksik goiter noduler, menurun pada tiriditis
b. T3 dan T4 serum : meningkat
c. T3 dan T4 bebas serum : meningkat
d. TSH: tertekan dan tidak berespon pada TRH ( tiroid releasing hormon
e. Tiroglobulin : meningkat
f. Stimulasi tiroid 131 : dikatakan hipertiroid jika TRH daritidak ada sampai meningkat setelah pemberian TRH
g. Ambilan tiroid 131 : meningkat Ikatan protein sodium : meningkat
h. Gula darah : meningkat ( kerusakan adrenal)
i. Kortisol plasma : turun ( menurunnya pengeluaran oleh adrenal)
j. Pemeriksaan fungsi hepar : abnormal
k. Elektrolit : hponatremi akibat respon adrenal atau efe delusi terapi cairan, hipokalemia akibat dari deuresis dan kehilangan dari GI
l. Kateklamin serum : menurun
m. kreatinin urin : meningkat
n. EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek kardiomegali
5. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
a. Penatalaksanaan medis
Secara farmakoterapi dengan menggunakan obat-obat yang mempengaruhi sintesis hormon tiroid serta preparat yang mengendalikan manifestasi hipertiroid. Penyinaran atau radiasi yang meliputi penggunaan radioisotope. Pembedahan dengan mengangkat sebagian besar kelenjar tiroid.
b. Farmakoterapi
1) Anti tiroid : untuk menghambat pembentukan hormon tiroid.
Contoh obat : Propiltiurazil (PTU), metimazol (tapazole)
Indikasi : Pada penyakit hipertiroid.
Kontraindikasi : Ibu menyusui/ ibuhamil dapat menyababkan krisis tiroid
Efek samping : Ruam kulit, nyeri sendi, demam, nyeri sendi, demam, nyeri tenggorokan, sakit kepala, mual, munta.
2) Obat untuk mengendalikan tirotoksik terhadap efek-efek hipertiroid (takikardi,tremor dan gugup)
Contoh Obat : propanolol (indernal), atenolol (fenormin) nodolo (corgard)
Indikasi : Pada penyakit tiroid.
Kontaindikasi : ibu menyusui dan ibu hamil
Efek Samping : artralgia, keluhan gastrointestinal
3) Preparat yodium untuk menghamabat pembentukan hormon tiroid dan mengurangi vaskularisasi pada kelenjer tiroid, Radioaktif iodine adalah untuk memusnahkan kelenjartiroid yang hiperaktif.
Contoh obat : kalium iodida, lugols
Indikasi : sebelum dilakukan pembedahan
Kontra indikasi : pada pasien yang hamil dan menyusui
Efek samping : gangguan gastrointestinal nyeri sendi, sakit kepala.
4) Obat untuk menghancurkan fungsi jaringan kelenjar tiroid
Contoh : yodium radio aktif (RAI)
Indikasi : penyakit hipertiroid
Kontra indikasi : anak-anak dan wanita hamil
Efek samping : Gangguan saluran cerna seperti mual, muntah sakit tenggorkan.
c. Operatif
1) Tiroidektomi sub total adalah mengangkat sebagian kelenjar tiroid/peningkatan sekitar lima perenam jaringan tiroid menjamin kesembuhan dalam waktu lama bagi sebagian penderita
2) Tiroidektomi dilakukan untuk pengangkatan seluruh keenjar tiroid atau terapi primer terhadap karsinoma.
d. Non farmakologi
1) Sebagai seorang perawat kita harus memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien karena pasien sering merasa takut terhadap obat-obatan yang bersifat radioaktif dan memerlukan tindakan penjagaan serta pengawasan tindak lanjut yang khusus karena itu perawat harus menyampaikan informasi tentang terapi dan menenangkan perasaan pasien serta keluarganya
2) Diit yang dberikan harus tinggi kalori yaitu 2600-3000 kalori perhari baik dari makanan maupun suplemen.
3) Konsumsi protein tinggi yaitu 100-125 gr (2,5 gr/kg/hari) untuk mengatasi proses pemecahan protein jarngan seperti susu dan telur
4) Tidak mengkonsumsi sayuran seperti kol Tidak mengkonsumsi alkohol dan rokok yang dapat meningkatkan kadar metabolisme
6. Komplikasi
Hipertiroid yang menyebabkan komplikasi terhadap jantung termasuk fibrilasi atrium, kelainan ventrikel akan sulit dikontrol dan gagal jantung. Pada orang asia dapat terjadi episode paralisis yang diinduksi oleh kegiatan fisik atau masukkan karbohidrat dan adanya hypokalemia dapat terjadi sbagai komplikasi. Hiperkalsemia dan nefrokalsinosis dapat terjadi. Pria dengan hipertiroid dapat mengalami libido, impotensi, berkurangnya jumlah sperma dan ginekomastia (masjoer, arif, 2001:95), sedangkan padawanita dapat menimbulkan sulit hamil (gatut semiardji, 2008)
1. Anatomi Sistem Endokrin
a. Hipotalamus
Hipotalamus merupakan struktur yang menjadi dasar ventrikel ketiga otak. Struktur ini tampak pada pembelahan sagital otak, terdiri dari badan mamillari, kiasma opticum, dan tuber cinereum yang bergabung dengan infundibulum dari hipofisis. Pada bagian posterior, hipotalamus berbatasan dengan tegmentum mesensefalon. Pada bagian anterior berbatasan dengan kiasma opticum dan bersatu dengan membran basal area olfaktori. Dan pada bagian lateral, hipotalamus , berbatasan dengan jaras optic dan crura cerebri serta bergabung dengan daerah subtalamus tanpa garis batas yang jelas.
Hipotalamus mendapat perdarahan dalam jumlah besar dari arteri-arteri kecil percabangan dari Sirkulus Willis. Susunan arteri hipotalamus antar individu bervariasi namun membentuk pola umum yang sama, yaitu membentuk:
1) Grup anterior, berasal dari arteri karotis interna, cerebral anterior, dan bagian posterior arteri comunicans.
2) Grup intermedia, berasal dari bagian posterior arteri comunicans.
3) Grup posterior, berasal dari arteri serebral posterior, bagian posterior arteri comunicans, dan arteri basilaris
Bagian infundibulum, eminensia media, dan terusan hipotalamus diperdarahi oleh arteri hipofisial superior, cabang dari arteri carotis interna. Aliran darah ini selanjutnya akan memasuki sistem portal hipotalamus-hipofisis yang memperdarahi hipofisis bagian anterior. Aliran darah arteri ke hipotalamus selanjutnya dialirkann ke vena-vena kecil yang bermuara ke vena cerebral anterior, vena basalis, atau vena cerebral basalis.
b. Hipofisis
Hipofisis atau kelenjar pituitari berukuran kira kira 1×1 cm, tebalnya sekitar 1/2 cm, dan beratnya sekitar 1/2 gr pada pria, dan sedikit lebih besar pada wanita. Kelenjar ini terletak di dalam lekukan tulang sphenoid yang disebut sella tursika, dibelakang kiasma optikum. Hipofisis memiliki dua subdivisi, (1) adenohipofisis, pada bagian anterior, hasil perkembangan dari evaginasi ektoderm dorsal atap faring embrionik (stomodeum), dan (2) neurohipofisis, hasil perluasan diensefalon. Selanjutnya adenohipofisis dan neurohipofisis menempel membentuk kelenjar tunggal. Secara topografis, kelenjar ini merupakan salah satu yang paling dilindungi dan tidak terjangkau dalam tubuh. Hipofisis dilapisi duramater dan dikelilingi oleh tulang kecuali pada bagian infundibulum berhubungan dengan hipotalamus.
Hipofisis mendapat perdarahan dari arteri karotis interna. Arteri hipofisial superior memperdarahi pars tuberalis, infundibulum, dan membentuk sistem pleksus kapiler primer pada bagian eminensia media. Arteri hipofisial inferior terutama memperdarahi lobus posterior walau memberi sedikit cabang ke lobus anterior. Aliran darah dari arteri hipofisial lalu akan membentuk pleksus kapiler sekunder pada pars distalis dan berlanjut ke vena portal hipofisial.
Sekressi hormon hipofisis diregulasi oleh hipotalamus. Hipotalamus sendiri mendapat input dari berbagai area otak dan feedback dari kelenjar lain. Untuk mengatur kerja hipofisis, hipotalamus akan melepaskan messenger ke pleksus kapiler primer eminensia media, kemudian dialirkan ke pleksus kapiler sekunder pars distalis, disini hormon meninggalkan kapiler, menyampaikan rangsang pada sel parenkim.
c. Adrenal
Kelenjar adrenal atau suprarenal menempel pada kutub superior ginjal. kelenjar adrenal kiri dan kanan tidak simetris pada sumbu tubuh, kelenjar adrenal sebelah kanan lebih inferior, terletak tepat diatas ginjal, dan bentuknya lebih piramid shape. Sementara kelenjar suprarenal kiri lebih inferior, lebih kearah batas medial ginjal kiri, dan bentuknya lebih cressent shape. Masing-masing berukuran tebal sekitar 1 cm, lebar apex sekitar 2 cm, lebar basal sekitar 5 cm. beratnya antara 7-10 gr. Kelenjar ini dibagi menjadi (1) bagian korteks yang mencakup 80-90% organ, terletak bagian luar, dan berwarna kekuningan, dan (2) bagian medula yang terletak pada bagian dalam, berwarna gelap. Keduanya memiliki fungsi endokrin, bagian korteks memproduksi kortikosteroid (kortisol, kortikosteron) dari kolesterol, diregulasi ACTH. Bagian medulla memproduksi epineprin dan norepineprin, diregulasi saraf simpatis
Kelenjar adrenal terletak retroperitoneal, dibungkus kapsul jaringan ikat dengan banyak jaringan adiposa. Kapsul jaringan ikat tersebut membentuk septa karah parenkim yang masuk bersama pembuluh darah dan saraf.
Kelenjar suprarenal merupakan salah satu organ yang paling kaya vaskularisasi. tiap kelenjar mendapat perdarahan dari tiga arteri yang berbeda: (1) arteri phrenic inferior yang akan membentuk arteri suprarenal superior, (2) aorta yang akan membentuk arteri suprarenal medial, dan (3) arteri renalis yang akan membentuk arteri suprarenal inferior. Cabang-cabang ketiga arteri tersebut membentuk pleksus subcapsular. Dari pleksus tersebut muncul arteri kortikal pendek, selanjutnya membentuk sinusoid berpori, dan bermuara ke pleksus vena suprarenal di medula. selanjutnya vena suprarenal kiri bermuara ke vena renal kiri dan vena suprarenal kanan bermuara ke vena cava inferior. selain arteri kortikal pendek, dari pleksus subcapsular, juga muncul arteri kortikal panjang yang tidak bercabang. menembus korteks sampai medulla.
d. Pankreas
Pankreas terletak pada bagian dalam peritoneum, strukturnya dibagi menjadi 4 bagian kaput, kolum, korpus, dan kauda. Ukurannya kurang lebih lebar 5 cm, tebal 1-2 cm, panjang sekitar 25 cm, dan beratnya sekitar 150 gr. Pankreas memiliki kapsul jaringan ikat tipis yang membentuk septa, membagi pankreas menjadi lobus. Pembuluh darah dan persarafan pankreas masuk melalui septa ini.
Pankreas merupakan kelenjar yang memiliki fungsi eksokrin, yaitu menghasilkan empedu dan fungsi endokrin, yaitu menghasilkan hormon. Bagian endokrin pankreas tersusun atas aggregasi sel, disebut Pulau Langerhans, jumlahnya sekitar satu juta, tersebar diantara asinus, dengan kecenderungan lebih banyak pada bagian kauda. Pulau langerhans tersusun atas sekitar 3000 sel yang terdiri dari:
sel alfa (70%) → menghasilkan glukagon
sel beta (20%) → menghasilkan insulin
sel delta (5%) → menghasilkan somatostatin
sel G (1%) → menghasilkan gastrin
sel F atau sel PP (1%)→ menghasilkan polipeptida pankreas
Pankreas mendapat perdarahan dari arteri coeliaca, cabang langsung dari aorta abdominalis. A.coeliaca bercabang, menjadi:
1) a. hepatica komunis → a. pancreaticoduodenalis superior → a. pacreaticoduodenalis superior anterior dan posterior yang memperdarahi bagian kaput, kolom, dan korpus pankreas
2) a. lienalis → rami pancreatici yang memperdarahi bagian korpus dan kauda. Selanjutnya darah akan dialirkan ke v. pancreaticoduodenale dan v. lienalis kemudian melalui sistem vena porta dan akhirnya bermuara ke vena cava.
2. Fisiologi Sistem Endokrin
Kelenjer endokrin adalah kelenjar yang mengirimkan hasil sekresinya langsung kedalam darah yang beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus atau saluran dan hasil sekresinya disebut hormon. Kelenjar endokrin mencakup kelenjar hipofisis (phituaria), tiroid, paratiroid, adrenal, pulau-pulau langerhans pankreas, ovarium, dan testis. Hipotalamus berfungsi sebagai penghubung antara sistem saraf dan sistema endokrin.
Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang mengirim hasil sekresinya langsung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan dan menyekresi zat kimia yang disebut hormon. Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel.
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain. Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang bertindak sebagai “pembawa pesan” untuk dibawa ke berbagai sel tubuh, kemudian “pesan” itu diterjemahkan menjadi suatu tindakan. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas. Hormon yang dihasilkannya itu dalam jumlah sedikit pada saat dibutuhkan dan dialirkan ke organ sasaran melalui pembuluh darah.
Terdapat dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus dan permukaan tubuh sedangkan kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung kedalam darah.
a. Fungsi Sistem Endokrin
Adapun fungsi sistema endokrin adalah:
1) Menghasilkan hormon-hormon yang dialirkan kedalam darah yang diperlukan oleh jaringan-jaringan kedalam tubuh tertentu.
2) Mengontrol dan merangsang aktifitas kelenjar tubuh.
3) Merangsang pertumbuhan jaringan.
4) Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorpsi glukosa pada usus halus.
5) Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral dan air.
b. Klasifikasi Hormon
Dalam struktur kimianya hormon diklasifikasikan berdasarkan kelarutannya dibagi atas dua, yaitu:
1) Hormon yang larut dalam air atau tidak larut dalam lemak.
Yang termasuk hormon yang larut dalam air yaitu:
polipeptida (mis., insulin, glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH), gastrin)
katekolamin (mis.,dopamin,norepinefrin, epinefrin)
2) Hormon yang larut dalam lemak
Yang termasuk hormon yang larut dalam lemak yaitu:
steroid (mis., estrogen, progesteron, testosteron, glukokortikoid, aldosteron)
tironin (mis., tiroksin).
Hormon yang larut dalam air bekerja melalui sistem mesenger-kedua, sementara hormon steroid dapat menembus membran sel dengan bebas.
c. Karakteristik Sistem Endokrin
Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi serta struktur tersendiri, namun semua hormon mempunyai karakteristik sebagai berikut:
Hormon disekresi dalam salah satu dari tiga pola berikut:
1) Pola sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam. Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi hari dan menurun pada malam hari.
2) Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu tertentu, seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan lembahnya menyebabkan siklus menstruasi.
3) Pola sekresi hormonal variabel dan tergantung pada kadar subtrat lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium serum.
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas selular. Hormon tidak mengawali perubahan biokimia, hormon hanya mempengaruhi sel-sel yang mengandung reseptor yang sesuai, yang melakukan fungsi spesifik. Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar lainnya. Hormon secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.
d. Pembagian Dalam Tubuh :
1) Kelenjer Hipofise
Suatu kelenjar endokrin yang terletak didasar tengkorak yang memegang peranan penting dalam sekresi ormon dari semua organ-organ endokrin. Kelenjer hipofise terdiri dari dua buah lobus yaitu lobus anterior dan lobus posterior. Lobus anterior (adenohipofise) menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali reproduksi dari organ endokrin yang lain :
a) Hormon somatotropik, mengendalikan pertumbuhan tubuh.
b) Hormon tirotropik, mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormon tiroksin.
c) Hormon adrenokortikotropik (ACTH), mengendalikan kelenjar suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarrenal.
d) Hormon gonadotropik berasal dari Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang merangsang perkembangan folikel degraf dalam ovarium dan pembentukan spermatozoa dalam testis.
e) Luteinizing Hormone (LH), mengendalikan sekresi estrogen dan progesterone dalam ovarium dan testoteron dalam testis.
Lobus posterior mengendalikan dua jenis hormon :
a) Hormon anti diuretic (ADH), mengatur jumlah air yamg keluar melalui ginjal membuat kontraksi otot polos ADH disebut juga hormone pituitrin.
b) Hormone oksitosin merangsang dan menguatkan kontraksi uterus sewaktu melahirkan dan mengeluarkan air susu sewaktu menyusui.
2) Kelenjar Tiroid
Merupakan organ yang berbentuk seperti kupu-kupu dan terletak pada leher bagian bawah disebelah anterior trakea. Terdiri dari atas dua buah lobus lateral yang dihubungkan oleh sebuah istmus. Panjang kurang lebih 5cm serta lebar 3cmdan berat kurang dari 30 gram. Menghasilkan 3 hormon yang berbeda : tiroksin (T4) serta triodotironin (T3) dan kalsitonin. Tiroid merupakan kelenjar kecil, dengan diameter sekitar 5 cm dan terletak di leher, tepat dibawah jakun. Dalam keadaan normal, kelenjar tiroid tidak terlihat dan hampir tidak teraba, tetapi bila membesar, dokter dapat merabanya dengan mudah dan suatu benjolan bisa tampak dibawah atau di samping jakun. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid, yang mengendalikan kecepatan metabolisme tubuh.
Hormon tiroid mempengaruhi kecepatan metabolisme tubuh melalui 2 cara, yaitu (a) Merangsang hampir setiap jaringan tubuh untuk menghasilkan protein dan (b) Meningkatkan jumlah oksigen yang digunakan oleh sel.
Atas pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis lobus anterior, kelenjar tiroid dapat memproduksi hormon tiroksin. Adapun fungsi dari hormon tiroksin adalah mengatur pertukaran zat metabolisme tubuh dan mengatur pertumbuhan jasmani dan rohani.
Pengaturan fungsi tiroid yaitu sekresi tiotropin atau TSH (thyroid stimulating hormone) oleh kelenjar hipofisis akan mengendalikan kecepatan pelepasan hormone tiroid. Pelepasan TSH ditentukan oleh kadar hormone tiroid dalam darah. Jika konsentrasi hormone tiroid dalam darah menurun, pelepasan TSH meningkat sehingga terjadi peningkatan keluaran T3 dan T4. Fungsi utama hormone tiroid T3 dan T4 adalah mengendalikan aktivitas metabolic seluler. Sedangkan kalsitonin atau tirokalsitonin merupakan hormone penting lainnya yang disekresikan oleh kelenjar tiroid. Dan tidak dikendalikan oleh TSH.
Fungsi kelenjar tiroid sendiri adlah sebagai berikut :
a) Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi
b) Mengatur penggunaan oksidasi
c) Mengatur pengeluara karbon dioksida
d) Metabolik dalam hati pengaturan susunan kimia dalam jaringan
e) Pada anak mempengaruhi fisik dan mental
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon-hormon sbb :
a) Tri-iodo-tironin(T3) dan Tiroksin (T4), berguna untuk merangsang metabolisme zat, katabolisme protein, dan lemak. Juga meningkatkan produksi panas merangsang sekresi hormon pertumbuhan, dan mempengaruhi perkembangan sel-sel saraf dan mental pada balita dan janin. Kedua hormon ini biasa disebut dangan satu nama,yaitu hormon tiroid.
b) Kalsitonin : menurunkan kadar kalsium plasma, denagn meningkatkan jumlah penumpukan kalsium pada tulang.
3) Kelenjar Adrenal
Terdapat dua buah kelenjar adrenal pada manusia dan melekat dibagian atas ginjal. Medula adrenal dibagian tengah kelenjar menyekresikan katekolamin sedangkan bagian luar kelenjar yang merupakan korteks adrenal menyekresikan kortikosteroid. Ada tiga kelompok hormon steroid yang diproduksi oleh korteks adrenal yaitu glukokortikoid, mineralkortokoid, dan hormon-hormon seks adrenal.
Fungsi kelenjar adrenal korteks :
a) Mengatur keseimbangan air, elektrolit dan garam
b) Mempengaruhi metabolisme lemak, hidrat arang, dan protein
c) Mempengaruhi aktivitas jaringan limfoid
Fungsi kelenjar adrenal medula :
a) Vasokontriksi pembuuh darah perifer
b) Relaksasi bronkus
c) Kontraksi selaput lendir dan arteriole
4) Kelenjar paratiroid
Kelenjar paratiroid yang normalnya berjumlah empat buah terletak dalam leher dan tertanam ddalam permukaan posterior kelenjar tiroid.
Fungsi kelenjar paratiroid :
a) Memelihara konsentrasi ion kalsium yang tetap dalam plasma
b) Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfat melalui ginjal
c) Mempercepat absorbsi kalsium di intestin
d) Kalsium berkurang, hormon para tiroid menstimulasi reabsorpsi tulang sehingga menambah kalsium dalam darah
e) Menstmulasi dan mentransport kalsium dan fosfat melalui mmbran sel
Kelenjar ini menghasilkan hormon yang sring disebut parathormon, yang berfungsi meningkatkan resorpsi tulang, meningkatkan reorpsi kalsium, dan menurunkan kadar kalsium darah.
5) Pankreas
Terdapat pada belakang lambung disepan vertebra lumbalis I dan II terdiri dari sel alpa dan beta. Sel alpa mengahasilkan hormon glukagon sedangkan sel beta menghasilkan hormon insulin. Fungsi pulau langerhans sebagai unit sekresi dalam pengeluaran homeostatik nutrisi, menghambat sekresi insulin, glikogen dan polipeptida. Pada manusia, mengandung 4 macam sel, yaitu :
a) sel A (atau α) : menghasilkan glukagon
b) sel B (atau β) : menghasilkan insulin
c) sel D (atau γ) : menghasilkan somatostatin
d) sel F (sgt kecil) : menghasilkan polipeptida pankreas
Hormon insulin berguna untuk menurunkan gula darah, menggunakan dan menyimpan karbohidrat. Glukagon berfungsi untuk menaikan glukosa darah dengan jalan glikolisis. Sedangkan somatostatin berguna menurunkan glukosa darah dengan melepaskan hormon pertumbuhan dan glukagon.
6) Kelenjar Kelamin
Dibagi menjadi 2, yaitu (a) kelamin pria ( testis ) dan (b) kelamin wanita ( ovarium ). Testis terletak di skrotum dan menghasilkan hormon testosteron. Hormon ini berfungsi dalam mengatur perkembangan ciri seks sekunder, dan merangsang pertumbuhan organ kelamin pria. Sedangkan ovarium terdapat pada samping kiri dan kanan uterus, yang menghasilkan esterogen dan progesteron. Fungsi estrogen adalah pematangan dan fungsi siklus haid yang normal. Sedangkan fungsi hormon progesteron adalah pemliharaan kehamilan.
B. LANDASAN TEORITIS PENYAKIT
1. Definisi
Kelenjar tiroid adalah subtansi kimia yang diproduksi oleh kelenjar tiroid dan dilepaskan kedalam aliran darah. Hormon tiroid saling berinteraksi dengan hampir seluruh sel tubuh, yang menyebabkan sel tubuh untuk meningkatkan aktivitas metabolisme mereka. Kelainan banyaknya hormon tiroid ini yang secara khas mempercepat metabolisme tubuh. Metabolisme adalah proses kimia dan fisika yang menciptakan unsur dan menghasilkan energi yang diperlukan untuk fungsi sel, pertumbuhan dan divisi.
Istilah hipertiroidisme dan tiroksikosis sering dipertukarkan. Tiroksitosis berhubungan dengan suatu kompleks fisiologi dan biokimia yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormone tiroid berlebihan. Sedangkan hipertiroidisme adalah tiroksikosis sebagai akibat produksi tiroid itu sendiri (Arif Masjoer, 2000:594).
Hipertiroidisme merupakan respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid meningkat atau berlebihan. Yang dicirikan dengan peningkatan produksi T3 (triidiotironin) dan T4 (tiroksin). Hipertiroidisme adalah keadaan yang ditandai oleh metabolisme yang meningkat akibat hormon tiroid yang beredar berlebihan (Sylvia A. Price, 1995:1074).
Hipertiroid atau Hipertiroidisme biasanya dapat diatasi dengan obat-obatan. Pilihan lainnya adalah pembedahan untuk mengangkat kelenjar tiroid atau pemberian yodium radiaktif. Setiap pengobatan memiliki kelebihan dan kekurangan.
Tiroiditis adalah radang kelenjar tiroid yang biasanya diikuti dengan gejala hipertiroid. Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada wanita setelah melahirkan, yang beberapa bulan kemudian timbul gejala hipotiroid. Sebagian besar akan pulih kembali menjadi normatiroid. Setelah pengobatan dengan radiasi yodium radiaktif, atau setelah tindakan beda, jaringan tiroid menjadi tidak berdungsi atau terambil semua oleh operasi mata akan timbul gejala hipotiroid.
2. Etiologi
menurut Sjaifoellah Noer dalam buku ajar ilmu penyakit dalam lebih dari 90% hipertiroidisme adalah akibat penyakit graves dan nodul tiroid toksit.
Biasa • Penyakit graves
• Nodule tiroid toksik
- Multi nodular
- Monodular toksik
• Tiroiditis
- De quervain’s
- silent
Tidak biasa • Hipertiroidisme neonatal
• Hipertiroidisme faktisius
• Sekresi TSH yang tidak tepat oleh pituitaria
- Tumor
- Non tumor (sindrom resistensi hormone tiroid)
• Yodium eksogen
jarang • Metastasis kanker tiroid
• Kariokarsinoma dan mola hidatidosa
• Struma ovarii (teratoma ovarium yang mengandung jaringan tiroid)
• Karsinoma testicular embrional
• Polyostatic fibrous dysplasia (sindrom mc Cune-albright)
Table 1. penyebab hipertiroidisme
3. Manisfestasi klinis
Menurut gatut semiartji dalam bukunya penyakit kelenjar tiroid, adapun manisfestasi klinis yang sering timbul pada penyakit ini adalah :
a. Berat badan menurun
Penurunan berat badan akibat dari pembakaran kalori oleh hormon tiroid yang berlebihan.
b. Banyak keringat
Ketika metabolisme meningkat, tubuh memproduksi panas yang berlebihan, yang kemudian di keluarkan sebagai keringat.
c. Emosional
Hal ini biasanya sering terjadi pada wanita. Pasien sering marah-marah dan sangat sensitif terhadap kritik, emosional, menangis dengan tanpa alasan yang jelas.
d. Berdebar-debar
Kebanyakan pasien mengalami berdebar-debar atau detak jantung yang lebih cepat dari normal. Pada keadaan yang berat, terutama pada lansia, akan terjadi detak jantung yang tidak teratur bahkan gagal jantng.
e. Sesak nafas
Hal ini biasanya terjadi jika pasien memaksakan diri, misalnya menaiki anak tangga sambil berlari.
f. Gemetar
Tangan yang gemetaran menyebabkan pasien sulit memegang cangkir atau memansukan anak kunci dan tulisan tangan jadi memburuk.
g. Lemah otot
Biasanya otot paha menjadi lemah, sehingga sulit untuk naik tangga atau bangun dari posisi jongkok tanpa bantuan tangan.
h. Diare
Ada kecendrungan peningkatan frekuensi gerak usus sehingga timbul diare, 2-3 kali dalam sehari.
i. Haid yang tidak teratur
Haid biasaanya jadi tidak teratur, sedikit, bahkan berhenti. Jika hipertiroid tidak diobati dengan baik, maka pasien sulit hamil.
j. Rambut rontok
Rambut menipis, semakin halus dan rontok. Kuku menjadi rapuh dan jelek.
k. Mata melotot
Pasien penyakit graves dapat mengalami penonjolan bola mata seperti melotot (disebut eksoftalmos), sering tidak simetris antara mata kiri dan kanan, disertai penglihatan ganda, dan air mata berlebihan. Bola mata yang menonjol terjadi akibat pembengkakan otot dan jaringan lemak di sekitar mata.
l. Kelenjar gondok membesar
Pasien dapat merasakan pembesaran / benjolan di leher walaupun tidak sampai menimbulkan gangguan menelan atau gangguan bernafas.
Untuk gambaran klinis hipertiroid secara sistem menurut Sjaifoellah Noer dalam buku ajar ilmu penyakit dalam dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Umum Berat badan turun*, Keletihan*, apatis*, Berkeringat*, tidak tahan panas*
Kardiovaskular Palpitasi*, sesak nafas, angina, gagal jantung, sinus takikardi, fibralisasi atrium, nadi kolaps.
Neuromuskular Gugup*, agritasi*, tremor*, korea atetosis, psikosasi, kelemahan otot, miopati proksimal, paralisis periodik, miastenia grafis**.
Gastro interstinal Berat badan menurun meski berat badan meningkat, diare, steator, muntah.
Reproduksi Oligomenore, infertilitas
Kulit Pruritus, eritema palmatis, miksedema pretibial**, rambut tipis.
Struma Difus dengan/tanpa bising**, nodosa
Mata Periorbital puffiness, lakrimasi meningkat dan grittiness of eyes**, kemosisi (edema conjungtiva)**, proptosis, ulcerasi kornea**, optalmoplegia, diplopía**, edema papil, penglihatan kabur**.
Ket; * paling sering
** terdapat hanya pada penyakit grave
Tabel 2. Gambaran klinis hipertiroidisme
4. Pemeriksaan penunjang dan diagnostic
Pemeriksaan Penunjang yang dilakukan yaitu:
a. Tes ambilan RAI: meningkat pada penyakit graves dan toksik goiter noduler, menurun pada tiriditis
b. T3 dan T4 serum : meningkat
c. T3 dan T4 bebas serum : meningkat
d. TSH: tertekan dan tidak berespon pada TRH ( tiroid releasing hormon
e. Tiroglobulin : meningkat
f. Stimulasi tiroid 131 : dikatakan hipertiroid jika TRH daritidak ada sampai meningkat setelah pemberian TRH
g. Ambilan tiroid 131 : meningkat Ikatan protein sodium : meningkat
h. Gula darah : meningkat ( kerusakan adrenal)
i. Kortisol plasma : turun ( menurunnya pengeluaran oleh adrenal)
j. Pemeriksaan fungsi hepar : abnormal
k. Elektrolit : hponatremi akibat respon adrenal atau efe delusi terapi cairan, hipokalemia akibat dari deuresis dan kehilangan dari GI
l. Kateklamin serum : menurun
m. kreatinin urin : meningkat
n. EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek kardiomegali
5. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan
a. Penatalaksanaan medis
Secara farmakoterapi dengan menggunakan obat-obat yang mempengaruhi sintesis hormon tiroid serta preparat yang mengendalikan manifestasi hipertiroid. Penyinaran atau radiasi yang meliputi penggunaan radioisotope. Pembedahan dengan mengangkat sebagian besar kelenjar tiroid.
b. Farmakoterapi
1) Anti tiroid : untuk menghambat pembentukan hormon tiroid.
Contoh obat : Propiltiurazil (PTU), metimazol (tapazole)
Indikasi : Pada penyakit hipertiroid.
Kontraindikasi : Ibu menyusui/ ibuhamil dapat menyababkan krisis tiroid
Efek samping : Ruam kulit, nyeri sendi, demam, nyeri sendi, demam, nyeri tenggorokan, sakit kepala, mual, munta.
2) Obat untuk mengendalikan tirotoksik terhadap efek-efek hipertiroid (takikardi,tremor dan gugup)
Contoh Obat : propanolol (indernal), atenolol (fenormin) nodolo (corgard)
Indikasi : Pada penyakit tiroid.
Kontaindikasi : ibu menyusui dan ibu hamil
Efek Samping : artralgia, keluhan gastrointestinal
3) Preparat yodium untuk menghamabat pembentukan hormon tiroid dan mengurangi vaskularisasi pada kelenjer tiroid, Radioaktif iodine adalah untuk memusnahkan kelenjartiroid yang hiperaktif.
Contoh obat : kalium iodida, lugols
Indikasi : sebelum dilakukan pembedahan
Kontra indikasi : pada pasien yang hamil dan menyusui
Efek samping : gangguan gastrointestinal nyeri sendi, sakit kepala.
4) Obat untuk menghancurkan fungsi jaringan kelenjar tiroid
Contoh : yodium radio aktif (RAI)
Indikasi : penyakit hipertiroid
Kontra indikasi : anak-anak dan wanita hamil
Efek samping : Gangguan saluran cerna seperti mual, muntah sakit tenggorkan.
c. Operatif
1) Tiroidektomi sub total adalah mengangkat sebagian kelenjar tiroid/peningkatan sekitar lima perenam jaringan tiroid menjamin kesembuhan dalam waktu lama bagi sebagian penderita
2) Tiroidektomi dilakukan untuk pengangkatan seluruh keenjar tiroid atau terapi primer terhadap karsinoma.
d. Non farmakologi
1) Sebagai seorang perawat kita harus memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien karena pasien sering merasa takut terhadap obat-obatan yang bersifat radioaktif dan memerlukan tindakan penjagaan serta pengawasan tindak lanjut yang khusus karena itu perawat harus menyampaikan informasi tentang terapi dan menenangkan perasaan pasien serta keluarganya
2) Diit yang dberikan harus tinggi kalori yaitu 2600-3000 kalori perhari baik dari makanan maupun suplemen.
3) Konsumsi protein tinggi yaitu 100-125 gr (2,5 gr/kg/hari) untuk mengatasi proses pemecahan protein jarngan seperti susu dan telur
4) Tidak mengkonsumsi sayuran seperti kol Tidak mengkonsumsi alkohol dan rokok yang dapat meningkatkan kadar metabolisme
6. Komplikasi
Hipertiroid yang menyebabkan komplikasi terhadap jantung termasuk fibrilasi atrium, kelainan ventrikel akan sulit dikontrol dan gagal jantung. Pada orang asia dapat terjadi episode paralisis yang diinduksi oleh kegiatan fisik atau masukkan karbohidrat dan adanya hypokalemia dapat terjadi sbagai komplikasi. Hiperkalsemia dan nefrokalsinosis dapat terjadi. Pria dengan hipertiroid dapat mengalami libido, impotensi, berkurangnya jumlah sperma dan ginekomastia (masjoer, arif, 2001:95), sedangkan padawanita dapat menimbulkan sulit hamil (gatut semiardji, 2008)
Komentar
Posting Komentar