![]() |
Gambar. Reproduksi Wanita |
Kanker servik adalah suatu proses keganasan yang tcrjadi pada servik, dimana terdapatnya sekelompok sel yang abnormal terbentuk dari sel jaringan yang lumbuh torus menerus dan tidak terbatas, tidak terkoordinasi sehingga sel - sel sekitarnya tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Keadaan tersebut biasanya disertai dengan adanya perdarahan (Luckman Sorengen, 1995).
Kanker servik berkembang secara lambat namun pasti, dalam tahap perkembangannya kanker servik berkembang secara lambat namun pasti, dalam tahap perkembangannya kanker servik berkembang tidak dalam hitungan mingguan. atau bulanan, tapi dalam hitungan tahunan .
Pada stadium sangat dini kanker servik tidak menunjukkan gejala. Gejala baru muncul dan dapat dideteksi bila kanker sudah pada stadium I.
Pada prinsipnya kanker servik dapat dicegah dengan mengendalikan penyebab serta faktor resiko dan melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan timbulnya penyakit. Sampai saat ini deteksi dini yang paling efektif untuk menekan angka kematian akibat kanker servik adalah Pap smoar. Pap smoar test adalah suatu metode pemeriksaan sel sel yang diambil dari leher rahim dan kemudian diperika dibawah mikroskop untuk melihat perubahan perubahan yang terjadi dari sel-sel tersebut.
Berdasarkan uraian diatas jelaslah bahwa kanker servik memerlukan penanganan yang serius dari tenaga kesehatan. Perawat sebagai tenaga kesehatan dituntut untuk mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan kanker servik.
A. Pengertian
Kanker servik adalah sejenis tumor ganas gynekologi yang sering dijumpai pada usia antara 30 sampai 60 tahun (Gynarkologi Fakultas Kedokteran). Kanker leher rahim yang paling dominan menyerang dengan / variasi usia penderitanya berkisar antara 30-45 tahun, yaitu masih dalam usia muda dan reproduktif.
Kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk kearah rahim yang terlelak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). (Kedaruratan Obstetric & Gymaekologi, Jakarta.GGC)
B. Etiologi
Layaknya semua kanker, kanker servik atau leher rahim terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel sel pada leher rahim yang tidak lazim (abnormal) Faktor faktor yang menyebabkan kanker servik yaitu :
a. Perkawinan dalam usia muda (16th)
Perkawinan pada usia muda kurang dari 20 tahun mcmperbesar resiko kemungkinan menadpat kanker leher rahim, karena hubungan seksual yang tidak stabil yang dapat mcnimbulkan perlukaan pada mulut rahim.
b. Pasangan seksual yang berganti ganti
Berhubungan lebih dari satu pasangan sangal berpotensi besar terjadinya kanker servik.
c. Sering melahirkan dengan jarak pendek.
d. Hygiene seksual yang jelek
e. Riwayat infeksi virus human papiloma virus (HPV)
f. Pengaruh zat karsinogen
g. Keturunan
(Hanafi Wiknyosastro, 1999)
C. Tanda dan Gejala
a. Keputihan berbau busuk
b. Siklus menstruasi yang tidak teratur
c. Materagia dan monoragia
d. Perdarahan pada post senggama dan rasa sakit saat berhubungan
e. Pengeluaran dari vagina yang tidak normal
f. Nyeri pada daerah pelvis, lumbal
g. Perdarahan saat buang air kecil
h. Anemia
(Hanafi Wiknyosastro, 1999)
D. Klasifikasi
Tahapan stadium klinis dari kanker servik menurut the International Federation of Gynaekologie and Obstetrics (FIGO) tahun 1978 yang berdasrkan pada pemeriksaan klinis, radiology, lenretase endoserviks dan biopsy yaitu :
a. Karsinoma pre invasive
Stadium O : Karsinoma In Situ (KIS), karsinoma intra epitel, membrane basalis masih utuh
b. Karsinoma invasive
Stadium I : Karsinoma terbatas pada servites
Stadium IA : Karsinoma micro invasive bila membrane basalis sudah rusak dan sel tumor sudah memasuki stroma > 3 mm dan sel tumor tidak terdapat dalam pembuluh limpe atau pembuluh darah.
Stadium IB : Stadium sebelum terdeteksi OCC atau occulf lancer should atau tersembunyi Secara klinis sudah diduga adanya tumor yag histologik menunjukkan invasi kedalam stroma servik uteri
Stadium II : Karsinoma meluas kebawah servik tetapi tidak meliatkan dinding panggul, melibatkan dinding vagina 2/3 proleksimal
Stadium II A : Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih terbebas dari infiltrate tumor
Stadium II B : Penyebaran ke parametrium uni /bilateral
Stadium III : Penyebaran telah sampai ke 1/3 bagian distal vagina atau parametrium sampai dinding panggul
Stadium III A: Penyebaran sampai 1/3 bagian distai vagina, namun tidak sampai ke dinding panggul
Stadium III B : Penyebaran sudah sampai dinding panggul, sudah ada gangguan fungsi ginjal
Stadium IV : Meluas ke mukosa kandung kemih dan rectum
Stadium IV A : Kanker menyebar ke daerah organ sekitarnya
Stadium IV B : Kanker menyebar ke organ lain yang lebih jauh seperti paru paru otak, tulang dan hepar.
E. Patofisiologi
Kanker servik timbul diantara epitel yang melapisi ekstoserviks (persio) dan endoserviks kanalis servik yang disebut sebagai squamocolumnar junction (SCJ)
Pada awal perkembangannya kanker serviks tidak memberi tanda tanda dan keluhan. Pada pemeriksaan dengan speculum, tampak sebagian pursio yang erosit (metaplag skuamosa) yang fisiologik / patologik. Tumor dapat tumbuh:
a. Eksofisik : mulai dari SCJ kearah lumen vagina sebagai masa proliterasif yang mengalami infeksi sekunder dan nekrosis
b. Endofisik : mulai dari SCJ tumbuh kedalam stroma serviks dan cendrung untuk mengadakan infiltrasi menjadi ulkus.
c. Ulcetatif: mulai dari SCJ dan cenderung merusak struktur jaringan serviks dengan melibatkan awal fornises vagina untuk menjadi ulkus yang luas (Hanafi.W, 1999)
F. Pencegahan
a. Pencegahan Primer
1) Mengetahui factor resiko
2) Tidak melakukan hubungan seksual sebelum usia 20 tahun
3) Tidak berganti pasangan
4) Jangan merokok, hindari asap rokok (perokok pasif)
Bila pencegahan primer tak berhasil dilakukan pemeriksaan sekunder dengan cara deteksi dini kemungkinan timbulnya kanker, artinya penyakit ini harus ditemukan pada stadium insitu sehingga ada kemungkinan upaya penyembuhan.
b. Pencegahan Sekunder
1) Pemeriksaan IV A (infcksi visual asetat)
2) Melakukan Pap smear, hanya di RS dengan media sediaan lender serviks untuk diperiksa lebih lanjut
3) Kalposkopi : pemeriksaan dengan alat menggunakan sediaan jaringan
4) Immunisasi HPV (human papiloma virus)
c. Pencegahan Tertier
Mengobati secara dini dan mencegah komplikasi berdasarkan stadium penyakit. Biasanya stadium awal belum melakukan motartase (penyebaran) lain halnya dengan stadium lanjut. Pencegahan ini juga dapat secara kimia yaitu kemoterapi dan mencegah kanker dengan antioksidan, mengkonsumsi asam folat, tempedan kacang hijau.
Pemeriksaan khusus
1) USG
2) Radiology
3) Laparaskopi
4) Hypetoskopi
G. Pengobatan
1) Stadium O : Dilakukan elektro koagulasi Cryosurgery atau laser jika penderila masih muda dan penambahan anak masih diinginkan . pada wanita usia tua dan penambahan anak tidak diinginkan lagi dilakukan histerektomi total.
2) Stadium IA : Dilakukan histerektomi total ditambah aplikasi radium
3) Stadium IB, IIA, IIB : Dilakukan operasi radikal ata penyinaran
4) Stadium III : Pengobatan berupa radiasi, kemoterapi
5) Stadium IV A : Penyinaran hanya bersifat pasiatif
6) Stadium IV B : Bila ada simplom dapat dibcrikan radiasi pasiatif dan bila mungkin dilanjutkan dcngan kemoterapi
H. Pemeriksaan Penunjang
1) Pap smear : Displasia
2) Biopsy : Neoplasma intra epitel
3) Kolposkopi : Untuk melihat daerah yang terkena proses metaplasia
4) Laboratorium : Pemeriksaan darah rutin, kimia darah
5) Radiology
- Pelvic limphagiografi, menunjukkan adanya gangguan pada saluran pelvic
- Pemeriksaan intravena urografi, dilakukan pada kanker serviks tahap lanjut.
- Thorax dilakukan pada kanker serviks tahap lanjut.
6) Test schiler : Menggunakan iodine solution yang diusapkan pada permukaan serviks
I. Asuhan Keperawatan Teoritis
1. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Riwayat Kesehatan
i. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat penyakit yang berhubungan dengan kanker, terdapatnya riwayat infeksi virus, hygiene seksual yang jelek
ii. Riwayat Kesehatan Sekarang
Adanya keluhan keputihan, siklus menstruasi tidak teratur, tidak menstruasi sama sekali, pengeluaran dari vagina yang tidak normal, rasa nyeri yang berawal dari lumbal menjalar ke panggul bagian depan dan belakang, perdarahan pada saat BAK.
iii. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya riwayat keluarga yang menderita kanker, riwayat pasangan yang menderita infeksi reproduksi
iv. Riwayat Obsrotri
Riwayat haid : Adanya keluhan tentang haid, siklus tidak teratur jumlahnya, lamanya.
Riwayat pcrkawinan : Umur waktu kawin (kawin muda), sering berganti pasangan, jumlah anak yang banyak
Riwayat KB : Kontrasepsi yang dipakai
c. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : Lemah, sedang
b. Tanda tanda vital : TD normal / meningkat, nadi normal / meningkat, nafas normal / meningkat, suhu normal / meningkat
c. Kepala / rambul : Rambut rontok, kulit kepada biasanya kotor
d. Mata : Conjunctiva biasanya anemia
e. Mulut : Mukosa mulut kering dan pucat
f. Leher : Kemungkinan ada pembesaran KGB
g. Thorax : Pernafasan dan nadi biasanya meningkat
h. Abdomen : Nyeri token, terdapat distensi abdomen / kandung kemih.
i. Genitalia : keluar cairan (keputihan/darah), laserasi dan berbau
j. Ekstremitas : Kelemahan, edema
d. Aktivitas Sehari Hari
a. Makan dan minum : biasanya kurang, mual muntah, nafsu makan menurun
b. Eliminasi: kadang adanya konstipasi, hematuri
c. Istirahat dan tidur : biasanya terganggu karma sakit
d. Personal hygiene : biasanya terganggu karma kelemahan fisik
e. Data Psikologis
Klien konker servik biasanya selalu cemas dan merasa rendah diri dengan keadaan penyakitnya. Klien takut dan cemas akan kcsembuhan penyakitnya, tindakan pengobatan dan perawatan yang dijalaninya.
f. Data Social Ekonomi
Kanker serviks dapat mengenai berbagai tingkat ekonomi. Bagaimana hubungan klien dengan orang lain. Klien berasal dari golongan ekonomi mana, biaya pengobatan ditanggung oleh siapa
g. Data Spiritual
Kepercayaan yang dianut klien, bagaimana kegiatan ibadah klien, bagaimana penerimaan klien tentang penyakitnya
2. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman : Nyeri b/d proses pcnyakit (destruksi kompresi)
b. Perubahan nutrisi :Kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adelinat
c. Resiko tinggi terjadinya anemia b/d perdarahan
d. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah b/d perasaan tidak berguna
e. Ketakutan /ansietas b/d krisis situasi (kanker) : ancaman atau perubahan status kesehatan, ancaman kematian
f. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kehilangan berlebihan (perdararahan, status hipermetabolik, kerusakan masukan cairan)
g. Resiko tinggi infeksi b/d ketidak adekuatan pertahanan sekunder dan imunosupresi
h. Resiko tinggi terhadap konstipasi / diare b/d intasi mukosa dan kemoterapi atau radiasi, masukan cairan buruk
i. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit /jaringan b/d efek radiasi dan kemoterapi
3. Intervensi
Dx.l. Gangguan rasa nyaman ; nyeri b/d proses penyakit (destruktif jaringan saraf)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri berkurang
Kriteria hasil: - klien tenang, - nyeri berkurang, - TTV normal.
INTERVENSI
1. Tentukan riwayat nyeri (lokasi, frekuensi, durasi, intensitas)
R : Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan / keefektifan intervensi
2. Berikan tindakan kenyamanan dasar (massage, perubahan posisi)
R : Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian
3. Ajarkan dan anjurkan klien untuk teknik relaksasi
R : Memungkinkan klien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkatkan rasa control
4. Jelaskan penyebab nyeri pada klien
R : Diharapkan klien mengetahui penyebab nyeri dan dapat beradaptasi dengan rasa nyeri
5. Alihkan perhatian klien dari rasa nyeri
R : Dengan pengalihan dapat mengurangi perhatian klien terhadap rasa nyeri
6. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi analgetik
R : Analgetik menekan pusat ransangan nyeri sehingga rasa nyeri berkurang
Dx.2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan kekurangan nutrisi tubuh dapat diatasi
Kriteria hasil :
- Nafsu makan meningkat
- Diet yang diberikan habis
- Nilai Hb normal
INTERVENSI
1. Kaji tingkat kebutuhan nutrsi klien
R : memberikan informasi untuk memudahkan intervensi
2. Jelaskan pentingnya nutrisi bagi tubuh
R : dapat memotivasi klien untuk menghabiskan dietnya
3. Anjurkan klien makan selagi hangat
R : diet yang hangat dapat menambah selera makan dan mengurangi mual
4. Anjurkan klien makan sedikit tapi sering
R: makan sedikit memudahkan proses pencernaan
5. 5. Anjurkan klien untuk makan diet TKTP
R : diet TKTP dapat memulihkan pemasukan yang adekuat.
6. Kolaborasi dcngan tim gizi tentang diet bervariasi sesuai dengan kondisi klien
R : diet yang bevariasi dapat membantu memperbaiki gizi klien
Dx.3. Gangguan rasa aman : cemas b/d kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan rasa cemas berkurang /hilang
Kriteria hasil :
- Klien tampak rileks dan tenang
- Klien mengerti / memahami penyakit dan pengobatannya
INTERVENSI
1. Bina HAM yang baik dengan klien dan keluarga
R : memudahkan untuk melakukan intervensi
2. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaanya
R : memberikan kesempatan, menilai rasa takut / cemas klien
3. Pertahankan kontak sering dengan klien, bicara dengan menyentuh klien
R : memberi keyakinan bahwa klien tak sendiri atau ditolak
4. Jelaskan tentang penyakit, prosedur pengobatan, berikan kesempatan untuk bertanya
R : informasi akurati memungkinkan klien menghadapi situasi lebih efektif dengan realita sehingga mengurangi cemas / ansietas
5. Berikan informasi yang dapat dipercaya dan dukungan orang terdekat R : memungkinkan untuk intraksi interpersonal lebih baik dan mengurangi cemas /ansietas
6. Libatkan orang terdekat bila keputusan mayor akan dibuat
R : menjamin system pendukung untuk klien dan menghasilkan orang terdekat terlibat dengan tepat.
4. Implementasi
Setelah rencana keperawatan tersusun, selanjutnya dilaksanakan dalam tindkaii yang nyata untuk mencapai hasil yang diharapkan . tindakan keperawatan harus cukup mendetail dan bersifat khusus agar semua tenaga kepcrawatan dapat melaksanakan dengan baik dalam waktu yang ditentukan sehingga menjamin intcraksi antara pcrawat dan klien
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari asuhan keperawatan untuk mengidentifikasi yang diharapkan dan mengevaluasi sejauh mana masalah klicn dapat diatasi. Hal ini dilakukan dengan membandingkan hasil yang didapat dengan kriteria hasil yang telah ditetapkan
Komentar
Posting Komentar